Sabtu, 27 Juni 2009

Yel2

KELOMPOK : TIGA ( III )

NAMA KELOMPOK : KANCIL
: Cerdik dan pintar
: Selalu ada solusi untuk pemecahan sebuah masalah
: Lincah dan Gesit dalam bertindak
: Cepat dan Tepat

WARNA KELOMPOK : PUTIH
: Suci dan Bersih dalam Pikiran dan perbuatan

YEL - YEL

Yo ayo kawan – kawan semua
Jangan selalu berpangku tangan
Sing singkan lengan tuk jadi sehat
Agar kita semua menjadi sehat

Cil kancil kami kelopok kancil
Biar kecil tapi cerdik dan centil
Jangan coba menghadang
Jangan coba menghalang
Nanti bisa ..bisa kutendang

Sikancil….Ah….
Siputih….Aw….

Kanciiiiill…..

Cerdik 3x ….. Yesss !!



Kelompok kami terdiri dari :
Suryana, Eros, Peri, Yasep, Novia, Lela, Riana, Rudi, Ilsya …….

VISI MISI PROMKES

PROMKES KAB SMI
VISI :
MEMANDIRIKAN MASYARAKAT UNTUK HIDUP SEHAT
MISI :
1. MEMBUAT METODE DAN MEDIA YANG EFEKTIF UNTUK MENYAMPAIKAN INFORMASI ATAU PESAN-PESAN KESEHATAN.
2. MEMBANGKITKAN DEMAND MASYARAKAT AKAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN
3. MENJALIN KEMITRAAN DENGAN SEMUA POTENSI KELEMBAGAAN DAN KETOKOHAN YANG ADA
4. MEMBERIKAN JAMINAN LAYANAN KESEHATAN BAGI SEMUA LAPISAN MASYARAKAT
Why do we need health
promotion?
 Promotes quality of life (Meningkatkan Kualitas Kehidupan)
 Reduces inequalities in health (Mengurangi ketidaksamaan dalam kesehatan)
 Reduces pressure on services (Mengurangi tekanan dalam pelayanan)
 “Adds life to years (Menambahkan kehidupan pada tahun)
 Adds years to life” (Menambahkan tahun pada kehidupan)

VISI MISI KABUPATENKU

VISI MISI BUPATI SUKABUMI
PERIODE 2005 - 2010
VISI :
• TERWUJUDYA PERUBAHAN KABUPATEN SUKABUMI MENUJU MASYARAKAT YANG BERAKHLAQ MULIA, PRODUKTIF DAN SEJAHTERA
MISI :
• MEMBANGUN SDM YANG BERAKHLAQ MULIA
• MENUMBUHKEMBANGKAN PEREKONOMIAN DAERAH YANG BERTUMPU PADA SEKTOR UNGGULAN (BASIS) DAN PEREKONOMIAN RAKYAT
• MEMANTAPKAN KINERJA PEMERINTAHAN DAERAH
Kabupaten Sukabumi terletak antara 106º49 samapi 107º Bujur Timur 60º57 - 70º25 Lintang selatan dgn batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah Utara dengan Kab. Bogor, sebelah Selatan dgn samudera Indonesia, sebelah Barat dgn Kab. Lebak, disebelah timur dgn Kab. Cianjur.
Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang Selatan dengan batas wilayah administratif sebagai berikut : disebelah Utara dengan Kabupaten Bogor, disebelah Selatan dengan Samudera Indonesia, disebelah Barat dengan Kabupaten Lebak, disebelah Timur dengan Kabupaten Cianjur. Batas wilayah tersebut 40 % berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan daratan.Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang cukup luas yaitu ± 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah sebagai berikut : Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha (22, 71%) , Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %) , Hutan 135. 004 Ha (32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %).
Kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi wilayah lahan kering yang luas, saat ini sebagaian besar merupakan wilayah perkebunan, tegalan dan hutan. Kabupaten Sukabumi mempunyai iklim tropik dengan tipe iklim B (Oldeman) dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20 - 30 derjat C dengan kelembaban udara 85 - 89 persen. Curah hujan antara 3.000 - 4.000 mm/tahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan ant4ra 2.000 - 3.000 mm/tahun terdapat dibagian tengah sampai selatan Kabupaten Sukabumi.
Wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai bentuk lahan yang bervariasi dari datar sampai gunung adalah : datar (lereng 0-2%) sekitar 9,4 %; berombak sampai bergelombang (lereng 2-15%) sekitar 22% ; bergelombang sampai berbukit (lereng 15 - 40%) sekitar 42,7%; dan berbukit sampai bergunung (lereng > 40 %) sekitar 25,9 %. Ketinggian dari permukaan laut Wilayah Kabupaten Sukabumi bervariasi antara 0 - 2.958 m. Daerah datar umumnya terdapat pada daerah pantai dan daerah kaki gunung yang sebagian besar merupakan daerah pesawahan. Sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar antara 300 - 1.000 m dari permukaan laut.
Jenis tanah yang tersebar di Kabupaten Sukabumi sebagian besar didominasi oleh tanah Latosal dan Podsolik yang terutama tersebar pada wilayah bagian selatan dengan tingkat kesuburan yang rendah. Sedangkan jenis tanah Andosol dan Regosol umumnya terdapat di daerah pegunungan terutama daerah Gunung Salak dan Gununggede, dan pada daerah pantai dan tanah Aluvial umumnya terdapat di daerah lembah dan daerah sungai. Kabupaten Sukabumi pada tahun 2007 2.391.736 jiwa yang teridiri dari 1.192.038 orang laki-laki dan 1.199.698 orang perempuan. dengan laju pertumbuhan penduduk 2,37 % dan kepadatan penduduk 579,39 orang per km persegi. Kepadatan penduduk menurut kecamatan cukup berpariasi. Kepadatana penduduk terendah terdapat di Kecamatan Ciemas (183 jiwa per km2) dan tertinggi di Kecamatan Sukabumi (2.447 jiwa per km). Pemukiman padat penduduk umumnya terdapat di pusat-pusat kecamatan yang berkarakteristik perkotaan dan disepanjang jalan raya.
Suatu kondisi penting yang sedang terjadi sehubungan dengan ketenagakerjaan adalah pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian telah menuru.
Etos kerja dan budaya kemandirian tampak sedang terus berkembang. Masyarakat Kabupaten Sukabumi juga kaya dengan budaya seni. Hal lain yang penting adalah tumbuh berkembangnya kelembagaan modern baik dalam arti lembaga maupun "norma-norma" semakin memungkinkan penduduk Kabupaten Sukabumi berintegrasi dengan masyarakat nasional.
Kerukunan hidup penduduk Kabupaten Sukabumi, dinamika yang dimilikinya, kekayaan budaya dan budaya kemandirian yang berkembang serta kemajuan sosial kelembagaan yang telah dicapai merupakan potensi besar untuk pelaksanaan pembangunan selanjutnya.
Dilihat dari administrasi pemerintahan, Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan, meliputi 364 desa dan 3 kelurahan.
Last Updated ( Thursday, 02 April 2009 08:38 )
Hari Jadi Kabupaten Sukabumi diperingati setiap tanggal 1 Oktober yang didasarkan dari titimangsa keberhasilan para pejauang muda Sukabumi setelah merebut paksa kekuasaan transisi Jepang setelah kalah oleh Sekutu tahun 1945. Akibat penolakan tuntutan para pejauang muda Sukabumi tanggal 1 Oktober 1945 melakukan penyerbuan dan berhasil antara lain :
Membebaskan 9 orang tahanan politik, salah seorang di antaranya RA Kosasih yang kemudian sempat menjadi Panglima Kodam Siliwangi.
Perebutan kekuasaan pemerintah sipil, dengan mengganti wedana dan camat yang tidak mendukung aksi pejuang. Jabatan-jabatan di daerah diserahkan kepada para alim ulama.
Pengambilalihan instalasi penting, seperti PLN, Kantor Telepon, Tambang Mas Cikotok, Industri Logam BARATA dan penagambilalihan gudang senjata di Wangun dan Tegal Panjang.
Setelah berhasil merebut kekuasaan dari pemerintah transisi Jepang, para pejuang Sukabumi mengusulkan Mr. Sjamsudin sebagai Walikota Sukabumi dan Mr. Haroen sebagai Bupati Sukabumi. Atas usul tersebut, Residen Bogor mengangkat Mr. Haroen sebagai Bupati pertama Kabupaten Sukabumi di Era Pemerintahan Republik Indonesia tahun 1946.
Sejak saat itu peristilahan yang tertera pada nomenklatur pemerintahan diganti misalnya Ken diganti menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan (sekarang sudah tidak ada), Son menjadi Kecamatan dan Ku menjadi Desa.
Kekuasaan untuk menetapkan peraturan di Daerah pun mulai disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku secara nasional, seperti perubahan kedudukan Komite Nasional Daerah. Komite yang semula bertugas sebagai pembantu eksekutif, diberi wewenang penuh bersama eksekutif dalam menetapkan peraturan daerah, sejalan dengan peraturan tingkat pusat dan daerah atasan.
Belanda berusaaha untuk mengembalikan kekuasaanya, dengan memanfaatkan gerakan pasukan sekutu. Tanggal 9 Desember 1945 pasukan Inggris yang berintikan tentara Ghurka, bersama dengan pasukan Belanda dengan NICA-nya, berusaha masuk ke Sukabumi dan dihadang gabungan pasukan pejuang, maka terjadilah pertempuran sengit, yang dikenal dengan Pertempuran Bojongkokosan.
Iring-iringan kendaraan perang tentara Inggris, terdiri dari tank dan panser, diserang pasukan Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda. Kerugian besar diderita pihak sekutu. Disamping beberapa kendaraan perang berhasil diledakkan, banyak tentara Ghurka terbunuh dan beberapa perwira Inggris tewas.. Di sekitar situs pertempuran bersejarah itu, sekarang berdiri monumen perjuangan Bojongkokosan. Sejak peristiwa itu, beberapa gerakan tentara Belanda dan sekutu senantiasa mendapat perlawanan para pejuang muda Sukabumi.
Tanggal 21 Juli 1947, Belanda berhasil lolos masuk ke Sukabumi dan pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi di bawah Mr. Soewardi, untuk sementara dipindahkan ke Nyalindung, sebelah Selatan kota Sukabumi. Belanda membentuk pemerintaha sipil dan mengangkat R.A.A. Hilman Djajadiningrat sebagai Bupati Sukabumi, yang kemudian digantikan oleh R.A.A. Soeriadanoeningrat.
Tahun 1950, setelah kekuasaan kembali ke tangan Republik Indonesia, pemerintahan di daerah ditata kembali berdasarkan UU 22/1948. Dengan keluarnya UU 14/1950 tentang pembentukan Daerah Tingkat II di lingkungan Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Sukabumi menjadi daerah otonom. R.A. Widjajasoeria diangkat menjadi Bupati, menggantikan Soeriadanoeningrat.
Pada masa pemerintahan, R.A. Widjajasoeria, yang berakhir tahun 1958 itu, telah terjadi perubahan-perubahan dalam struktur pemerintahan di daerah yaitu :
Diundangkannya UU I/1957 menggantikan UU 21/1948. Dengan undang-undang baru ini, Kepala Daerah hanya diserahi tugas otonomi daerahnya sendiri, sedang tugas pengawasan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat menjadi tanggung jawab Menteri Dalam Negeri.
Terjadi dualisme tugas dan kewenangan di daerah, antara tugas dan kewenangan pusat di daerah.
Tahun 1958, R. Hardjasoetisna diangkat menjadi Kepala Daerah, menjalankan tugas-tugas kewenangan daerah. Sedangkan sebagai pelaksana tugas dan kewenangan pemerintah pusat di daerah dijabat oleh pejabat tinggi yang disebut Pejabat Bupati, saat itu dijabat oleh R.A. Abdoerachman Soeriatanoewidjaja.
UU I/1957 tidak berlangsung lama dengan terbitnya Penpres R.I 6/1959 yang menyerahkan tugas-tugas pusat bidang pemerintahan umum, maupun urusan rumah tangga daerah, ke tangan Bupati/Kepala Daerah. Dalam menjalankan tugasnya Bupati/Kepala Daerah dibantu oleh Badan Pemerintah Harian (BPH). R. Koedi Soeriadihardja diangkat sebagai Bupati/Kepala Daerah hingga tahun 1967, yang kemudian digantikan oleh Ajun Komisaris Besar Polisi Haji Anwari.
Perubahan dalam sistem dan struktur pemerintahan daerah turut mewarnai dinamika dan perkembangan daerah serta masyarakat Kabupaten Sukabumi. Setelah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 yang menjadi acuan sistem pemerintahan di daerah, pada tahun 1965 diundangkan UU 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. Undang-undang ini kemudian dicabut sebelum dilaksanakan dan diganti dengan UU 5/1974. Undang-undang baru ini kemudian berlaku selama pemerintahan Orde Baru, hingga diundangkannya UU No. 22/1999 yang sekarang telah diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Haji Anwari merupakan Bupati pertama yang diangkat di masa Orde Baru. Pada masa pemerintahannya, Kabupaten Sukabumi mulai mengembangkan pembangunan infrastruktur, yang mengakhiri isolasi wilayah selatan Kabupaten Sukabumi. Sebagai Bupati, Haji Anwari berakhir tahun 1978. Bupati berikutnya adalah :
Drs. H.M.A Zaenuddin (1978 ? 1983)
Dr. H. Ragam Santika (1983 ? 1989)
Ir. H. Muhammad (1989 ? 1994)
Drs. H.U. Moch. Muchtar (1994 ? 1999)
Drs. H. Maman Sulaeman (2000 ? 2005)
Drs. H. Sukmawijaya, MM (2005 ? 2010)
Drs. H. Sukamawijaya, MM, merupakan Bupati Sukabumi pertama hasil Pemilihan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang diselenggarakan pada hari Senin tanggal 27 Juni 2005 berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 6 Tahun 2005 yang berpasangan dengan Drs. H. Marwan Hamami, MM sebagai Wakil Bupati Sukabumi. Pada usianya yang ke 60, Kabupaten Sukabumi membuat tonggak sejarah baru dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yakni telah dilaksanakannya pemilihan Bupati/Wakil Bupati Sukabumi secara langsung yang berjalan aman, tertib, dan damai.
Drs. H. Sukmawijaya, MM dan Drs. H. Marwan Hamami, MM., dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati masa bhakti tahun 2005-2010 oleh Gubernur Jawa Barat Drs. H. Dany Setiawan, M.Si. atas nama Menteri Dalam Negeri RI pada Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Sukabumi pada Hari Senin tanggal 29 Agustus 2005 yang dipimpin oleh Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi H Sopandi Harjasasmita.







NO DIBALEKA NAMA PEJABAT
B A D A N
1. Kepala Badan Lingkungan Hidup H.Ginanjar S, ST., MM
2. Kepala Badan Ketahanan Pangan & Penyuluhan Ir. Dana Budiman, M.Si
3. Kepala Bapemdes Drs. H. Moh. Saendinobrata, M.Si
4. Kepala Badan KB & PP Dra. H. Ratu Dwi Yayah DJ, M.Si
5. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Drs. Adjo sarjono, MM
6. Kepala Badan Diklat Drs. H. Suhendar, C.QM
7. Kepala Bappeda H. Dody A. Somantri., SH. M.Si
8. Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dra. H. Nuraeni, MM
D I N A S
1. Kepala Dinas Pendidikan Drs. Zaenal Mutaqien, M.Si
2. Kepala Dinas Kesehatan dr. Adrialti
3. Kepala Dinas Peternakan Ir. Asep Sugianto, MM
4. Kepala DinasPertanian &Tanaman Pangan Ir. Dudung Abdurahman, M.Si
5 Kepala Dinas Kependudukan & Casip Drs. Dadang Eka Widianto
6 Kepala Dinas Perhubungan Drs. Z.A Kusumawijaya
7 Kepala Dinas Kepariwisataan Kebudayaaan kepemudaan & Olahraga Drs. Iyos Somantri
8 Kepala Dinas Kehutanan & Perkebunan Drs. Harry Mukharam Hasan, MM
9 Kepala Dinas Kelautan & Perikanan Drs. Iwan Ridwan
10 Kepala Dinas Bina PU Ir. Wawan Witarnawan S, M.Si
11 Kepala Dinas Nakertrans Drs. Acep Barnasah, MM
12 Kepala Dinas PKAD Drs. Yayat Wiatama
13 Kepala Dinas Tamben
14 Kepala Dinas Sosial & PBA Drs. Wahyu Utomo
15 Kepala Dinas Kebersihan & Damkar Drs. Suhana Gondo
16 Kepala Dinas Koperasi & Perindag Asep Wahyudin, S. Sos, S. Ip
17 Kepala Dinas Pengairan Ir. H. Samaji, MM
K A N T O R
1. Kepala Kantor Kesbang Linmas Drs. Risbandi AR
2. Kepala Kantor Arsip Drs. Nandang Tri Permana
3. Kepala Kantor Perpustakaan Dra. Elly Kurnia, M. Pd
4. Kepala Sat Pol PP Sri Haryanto, S. IP. MM
5. Kepala Inspektorat R. Irman Sukirman AS, SH
SEKRETARIAT DAERAH
1. Assda Bid Pemerintahan Drs. Bambang Ismubroto
2. Assda Bid Pembangunan Drs. Wastaran
3. Assda Bid Kesra H. Djadjang Abdurahma, S. Sos, MM
4. Assda Bid Administrasi Drs. H. Eryadi D. Danudiredja, M. Si
5. Kabag Tapem Sofyan Effendi, S. IP
6. Kabag Hukum Dedi Sutadi, SH
7. Kabag Organisasi Rachmat Effendi, S. IP
8. Kabag Pengendalian Program Ir. Dadang Sunandar, MM
9. Kabag. Bina Keagamaan H. Ruyani, SH, MM
10. Kabag Kesra Dra. Mintje Djamilah
11. Kabag Umum H. Bambang AA, S. IP
12. Kabag Pengelolaan Barang Drs. Asep Abdul Wasit., MM
13. Kabag Keuangan Drs. Wawan Bachtiar, M. Si
14. Kabag. Humas & Infokom Drs. Andi Kusnadi, M. Pd

S T A F A H L I
1. Staf Ahli Bidang Hukum & Politik Ir. Tedy Rayadi
2. Staf Ahli Bidang Pemerintahan R. Ferry A. Furqon, S.IP
3. Staf Ahli Bidang Pembangunan Drs. H. Tatang Muchtar, BE, M.Si
4. Staf Ahli Bidang Ekon & Keu Drs. Edi Widharto
5. Staf Ahli Bidang Kemasy. & SDM Drs. Bambang Setiawan
D I R E K T U R R S U D
1. Direktur RSUD Sekarwangi dr. Hj. Rini Kusumaningrum, Sp. KK
2. Direktu RSUD Palabuhanratu dr. H. Wawang Kuswarso, MM
3. Direktur RSUD Jampang Kulon
DIREKTUR PERUSAHAAN DAERAH
1. Direktur PDAM Ir. Ade Pemangkurahmat
2. Direktur PD. BPR
3. Direktur PD. Pesona Parawisata Drs. Karmas Supermas, SH.MM
4. Direktur PD. Aneka Tambang & Energi Ir. H. Rusdhina Sulaeman, MM.MBA

1. Kepala Depag Drs. H. Effendi Ali, MM
2. Kepala BPN Ir. Sudarmanto

1. Kepala BPS H. Soleh
2. Ketua Satlak PP-IPM H. Dodi A. Somatri
3. Sekretaris KPU R. Gunasyah, S.IP, MM

Jumat, 26 Juni 2009

SUSUNAN ORGANISASI SBH

SUSUNAN ORGANISASI
SAKA BHAKTI HUSADA ( SBH ) KECAMATAN CIBITUNG
MASA BHAKTI 2009/2012

MABI SAKA : TRESNA SETIA PERMANA, SPd.MM.Kes
: ENCANG RUKMANA, SKM

PIMPINAN SAKA : SURYANA,AMKep
WAKIL PIMPINAN SAKA : GIONTO,SPd
SEKRETARIS I : SARININGSIH, SKM
SEKRETARIS II : UPEN S, SPd
BENDAHARA : LILI SUMYATI

KOORDINATOR KRIDA :
1. KRIDA BINA LINGKUNGAN SEHAT : Sariningsih, SKM + Dudung SPd
2. KRIDA BINA GIZI : Evi N, AMKep + Upen SPd
3. KRIDA PENANGGULANGAN PENYAKIT : Moh.Hadi, AMAK + Nanang SPd
4. KRIDA BINA KELUARGA SEHAT : Irma, AMKeb + Asep K SPd
5. KRIDA BINA OBAT : Komariah + Deni S SPd
6. KRIDA PHBS : Peri TS, AM.Kep + Gionto SPd

PAMONG SAKA PUTRA : NANANG S, SPd
PAMONG SAKA PUTRI : KARNI, SPd

Sabtu, 13 Juni 2009

K3

K3
PG
1. A
2. C
3. B
4. D
5. C
6. B
7. D
8. B
9. A
10. C
11. B
12. B
13. C
14. C
15. C
16. A
17. C
18. C
19. B
20. A
Essay
1. 5 Resiko Bahaya Potensial
• Klaim Kompensasi pekerja RS>Peg.sipil Lain
• Bagian Pemeliharaan Terpajan : Solven,Abses,Listrik,Bising dan panas
• Pekerja di bagian CS terpajan deterjen,desinfektan,tertusuk sisa jarum dll
• Pekerja catering sering mengalami terpotong jari,tertusuk,luka bakar,terpleset,keletihan,stress
• Teknisi radiologi potensial terpajan radiasi sinar X dan radio isotof
• Perawat sering cidera punggung,terpajan zat kimia,radiasi stress akibat shift
• Petugas diruang operasimengalami maslah reproduksi atau gastroenterology ok.pajanan limbah gas anestesi,resiko luka potong,tusuk,radiasi
2. 3 ruang lingkup mempelajari Higiene perusahaan
• Mepelajari faktor2 dalam lingkungan kerja/pekerjaan
• Pencegahan,pengobatan,koreksi ( PPK ) dalam Pekerjaan Lingkungan Kerja
• Derajat kesehatan yg setinggi – tingginya
3. Usaha2 Hiperkes
• Pekerja ( Pencegahan,Pengobatan,Gizi,Suasana Kerja )
• Masyarakat Sekitar ( Mencegah Polusi )
• Perusahaan ( Efisiensi,Produktifitas )
• Lingkungan Kerja ( koreksi )
4. Beban Tambahan
• F.Fisik ( penerangan,suhu,kelembaban, kecepatan rambat udara,suara,vibrasi,radiasi,tek udara dll )
• F.Kimia (gas,Uap,debu,,kabut,asap,cairan,padat )
• F.Biologi ( Tumbuhan,Hewan )
• F.Mental Psikologis ( suasana Kerja,hubungan antar pekerjadan pengusaha,pemilihan kerja dll )
• F.Fisiologis ( kontruksi mesin,sikap,cara kerja )
5. Seandainya aku menjadi direktur RS…….. ( Waham Yeuuuh He3x )
• Melakukan Walk Throught survey di RS
• Identifikasi,evaluasi,kendalikan Pot Hazard
• Dilakukan berkala agar ada peningkatan mutu lingkungan kerja
Ditujukan pada 3 hal utama :
• SDM
• Lingkungan Kerja
• Pengorganisasian K3 dengan menggalakan kinerja P2K3 ( panitia Pembina/komite k3 )
Tapi telaah jawaban lain yang ini
• Legislatif control ( peraturan perundang2an,persyaratan teknis )
• Administrative control ( seleksi pekerja,pengaturan jam kerja )
• Engineering control ( substitusi/isolasi,perbaikan system )
• Medical Control
6. 5 penyakit akibat PAK
• Gol.Fisik
(tuli bising,kelainan kulit/darah,katarak ak/infrared,heat stress,heat stroke,frost bite,caisson desease,silau,gangguan penglihatan
• Gol.Kimiawi
(dermatitis,keracunan,silicosis,asbestosis,metal fume fever ),
• Gol Infeksi
( antrax,brucella,hepatitis ..)
• Gol fisiologis
( ergonomic kelelahan fisik,lama2 perubahan fisik )
• Gol.psikologis
Hubungan kerja…monoton,bosan
7. Sebenarnya ini bukan no 7,soalna no 7 rada error di fotocopina jd bingung ..So ini no 8…upaya K3 disarana Kesehatan :
• Promotif ( diklat k3,kebugaran,kepuasan kerja )
• Preventif ( Primer ; Imunisasi,APD HS,limbah,ergonomic )….Sekunder ; pem.kes.awal dan khusus,peme/kes.berkala SOP,safety prosedur,identifikasi penyebab )
• Kuratif ( cuti,obat2an,psikoterapi )
• Rehabilitatif ( pemulihan ,penyesuaian )
8. Ini no 9.3 racun industry
• Metal
• Carbon compound
• Gas
9. Ini no 10…..tapi belum ,,cari we nya..

MSDM

1. Tujuan MSDM
• Tujuan Organisasi : mengetahui sejauh mana kontribusi MSDM terhadap tujuan organisasi secara efektif
• Tujuan fungsional : menilai ketersediaan SDM yang ahli dan terampil serta atribut2 yg dimilikinya spt kesetiaan,dedikasi,kerjasama
• Tujuan masyarakat : mengetahui sejauh mana kontribusi MSDM dalam mempengaruhi oeganisasi utk merespon isu2 sosial dan etika
• Tujuan individu : menilai keberhasilan MSDM dlm membantu pegawai untuk mencapai tujuan pribadinya yg berkaitan dengan kontribusi mereka dlm organisasi
2. Kegiatan MSDM secara garis besar
• Perencanaan adalah suatu proses sistematis yg digunakan untuk memprediksi permintaan dan penyediaan SDM dimasa yg akan dating
• Rekrutmen adalah mencari atau merekrut calon pekerja yang berpotensi dan seasuai dengan standar organisasi ;untukk mengisi kebutuhan dan kekosongan pegawai
• Orientasi dan penempatan adalah memperkenalkan karyawan baru dengan peranan dan kedudukan mereka dalam berorganisasi pada karyawan lain
• Penggajian/kompensasi : segala sesuatu yg diterima pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka
• Pendidikan dan latihan : upaya utk meningkatkan prestasi kerja pd karyawan utk saat ini dan masa yang akan dating ,dalam menghadapi tanggung jawab yg lebih besar
• Penilaian kinerja : peninjauan kembali atau evaluasi yg merujuk pada gambaran sistematis kinerja individual pegawai
• Hubungan antar pegawai maupun pegawai dgn organisasi adalah interaksi antar pegawai dalam upaya meningkatkan konsolidasi untuk mencapai tujuan organisasi
• Pemutusan hubungan kinerja ( PHK ) : hilangnya pekerjaanbagi seseorang yang dikarenakan beberapa hal seperti perusahaan yang mengalami deficit,tidak seimbangnya penghasilan perusahaan dengan jumlah pegawai
3. Manfaat evaluasi kinerja
• Meningkatkan prestasi karyawan
• Standar kompensasi yang layak
• Penempatan karyawan
• Pelatihan dan pengembangan
• Jenjang karier
• Penataan staf
• Minimnya data informasi
• Kesalahan desain pekerjaan
• Peluang kerja yg adil
• Tantngan eksternal
4. Istilah dalam peningkatan jenjang karier
• Promosi adalah perpindahan seorang pegawai ke posisi atau level yang lebih tinggi dengan tanggung jawab ,wewenang dan hak yang lebih tinggi dalam organisasi.
• Mutasi/alih tugas : perpindahan dan penempatan pegawaidari satu tempat ke tempat yang lain yang relative sama dengan tanggung jawab,wewenang dan penghasilan dengan tujuan memberikan pengetahuan,keterampilan dan pengalaman yang berbeda juga meminimalkan kebosanan
• Demosi : perpindahan pegawai dari posisi satu ke posisi yg lain yang lebih rendah dengan tanggung jawab,wewenang dan penghasilan yg tentu lebih rendah pula
• Kompensasi : balas jasa yg diberikan oleh organisasi kepada pegawai yg dapat dinilai dengan uang dan memiliki kecenderungan diberikan secara tetap
Istilah prestasi kerja mengandung berbagai pengertian. Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih
merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi
yang diukur atau dinilai. Suryabrata (1984) menyatakan bahwa prestasi adalah juga suatu hasil yang dicapai seseorang
setelah ia melakukan suatu kegiatan. Dalam dunia kerja, prestasi kerja disebut sebagai work performance (Prabowo,
2005).
Definisi prestasi kerja menurut Lawler (dalam As’ad, 1991) adalah suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam
mengerjakan tugas atau pekerjaannya secara efisien dan efektif. Lawler & Porter (dalam As’ad, 1991)
menyatakan bahwa prestasi kerja adalah kesuksesan kerja yang diperoleh seseorang dari perbuatan atau hasil yang
bersangkutan. Dalam lingkup yang lebih luas, Jewell & Siegall (1990) menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil
sejauh mana anggota organisasi telah melakukan pekerjaan dalam rangka memuaskan organisasinya.
Definisi prestasi kerja menurut Hasibuan (1990) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
• tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu.
• Sangsi :

Jumat, 12 Juni 2009

simkes uas

 Akar permasalahan SIMKES
• Data belum akurat dan riil ( yang diinput dari lapangan )
• SDM di puskesmas belum terlatih
• Sarana dan prasarana masih kurang
• Kelemahan di pemprosesan/pengolahan data
• Data masih simpang siur
• Pelaporan belum satu pintu
Harapan kedepan
• Data bisa di input dengan benar dan riil
• SDM sudah terlatih dan professional
• Sarana dan prasarana memadai
• Ada sinergisitas antara program
• Data dpat diolah dengan baik dan benar
• Pelaporan satu pintu
 Kelemahan2 yang ada
Man : SDM Belum mampu dan professional dalam pemprosesan data
Money : dana tidak bisa digunakan secara efektif
Machine : Peralatan belum mencukupi. Juga peralatan banyak yg rusak,konputer banyak yg tidak berfungsi karena rusak
 dfg

swot

Metode Analisis SWOT
Yang dimaksud dengan analisis SWOT adalah suatu cara menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah strategi dalam pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan. Dalam analisis faktor-faktor internal dan eksternal akan ditentukan aspek-aspek yang menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Treathment) sebuah organisasi. Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy Rangkuti, 2005:19).
Analisis SWOT mempunyai diagram yang terdiri dari 4 kuadran, yaitu:
Kuadran 1 : merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan adalah dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan peluang jangka panjang.
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yag sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strateginya adalah dengan meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan, sehingga dapat merubah peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Keterangan kombinasi strategi dari Matrik SWOT adalah sebagai berikut:
1) Strategi SO
Yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2) Strategi ST
Yaitu strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
3) Strategi WO
Strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4) Strategi WT
Yaitu strategi yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Langkah – Langkah Analisis Data dalam analisis SWOT
Langkah penelitian ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan, mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai. Dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakuka sebagai berikut:
a. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel informasi SWOT.
b. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness).
c. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.

POA dan SWOT

Posting POA ( Plan Of Action ) bag I
a. Pendahuluan
Suatu program kerja dalam suatu unit memerlukan suatu perencanaan yang baik dan terperinci agar proses tersebut dapat berjalan lancar, hasil yang tercapai maksimal, evaluasi dapat diarahkan untuk mengetahui hasilnya, dan dapat dimanfaatkan untuk bahan pengembangan lebih lanjut. Tanpa perencanaan yang baik maka suatu program akan sering mengalami hambatan sehingga hasil yang dicapai tidak akan maksimal.
Dalam suatu POA , harus terdapat rincian dari kegiatan yang akan dilaksanakan, agar para petugas pelaksana (provider) mengetahui apa yang harus dikerjakan, bagaimana prosesnya, dan kapan program kerja tersebut dilaksanakan. Jadi pada prinsipnya POA adalah rencana program kerja yang ditetapkan secara umum.
b. Penyusunan POA
Hal – hal yang harus terpenuhi dalam penyusunan POA yaitu :
Apa yang harus dilakukan ?
Masalah apa yang dihadapi ( identifikasi masalah )
Apa tujuan akhir dari rencana program tersebut sesuai dengan masalah yang ada ( tujuan umum ?
Jenis kegiatan apa yang akan dilaksanakan ?
Apa tujuan tiap – tiap kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menapai tujuan akhir tersebut (tujuan khusus) ?
Bagaimana program tersebut dilaksanakan ?
Metoda dan teknik apa yang digunakan untuk melaksanakan tiap – tiap kegiatan;
bagaimana urutan kegiatan tersebut dalam pelaksanaannya, sehingga sampai pada tujuan akhir kerja.
Siapa yang melaksanakan dan siapa sasarannya.
Sarana apa saja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut ( man, money, material )
kapan dan berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan ( jadwal kegiatan )
Evaluasi ( apa dan bagaimana )


I.IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah disini tidak hanya mengidentifikasi / merumuskan permasalahan yang terjadi dalam suatu instansi / unit. Tapi juga kelemahan atau faktor yang ingin digali / dikembangkan lebih dalam. Misalnya kompetensi, skill, sistem kerja, dll.

II.PRIORITAS MASALAH.
Apabila dalam periode tertentu kita tidak mampu menyelesaikan / melaksanakan program ( yang sesuai dengan masalah yang ada ),aka dalam situasi demikian harus bisa ditentukan prioritas mana yang akan kita laksanakan terlebih dahulu. Untuk menentukan prioritas tersebut, berbagai cara yang bisa ditempuh antara lain :
1.Prosentasi tertinggi dari setiap aspek yang sudah ditentukan / diidentifikasi.
2.Jumlah tertinggi dari prosentasi semua aspek setelah diakukan pembobotan terlebih dahulu. Jumlah aspek dikalikan dengan bobot ( ditentukan berdasarkan tingkat permasalahan ).

III.MENETAPKAN TUJUAN.
Dalam penetapan tujuan hendaknya memperhatikan beberapa aspek berikut :
1.Tujuan Umum.
dalam menentukan tujuan umum hendaknya selalu memperhatikan dan mengacu pada tujuan utama diadakannya kegiatan / aktivitas tersebut. Jika kegiatannya berupa pelatihan / in house training, tentunya tujuan utama adalah adanya peningkatan keterampilan dari peserta. Misalnya jika kegiatannya adalah pelatihan operator komputer, maka tujuan umumnya adalah :
“ Meningkatkan Keterampilan petugas Customer Service dengan mengadakan Pelatihan Operator Komputer agar petugas dapat menggunakan komputer menyusun laporan ”
2.Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah pengembangan dari tujuan umum. Misalnya tujuan yang terkandung dari setiap kegiatan pelatihan Komputer adalah peserta mampu untuk mengoperasikan komputer untuk program tertentu. Misalnya :
“Setelah pelatihan diharapkan petugas dapat :
Mengoperasikan program Open Office.org Writer
Mengoperasikan program Open Office.org Calc.
Mengoperasikan program Open Office.org Draw.

Untuk menyusun tuuan suatu kegiatan seperti pelatihan / in house training, maka perumusan tujua tersebut haruslah dalam bentuk tujuan perilaku atau biasanya disebut dengan “behavioral Objectives”. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam membuat Behavioral Objectives yaitu :
1.Tujuan harus diukur.
2.Tujuan harus dapat diamati ( observable )
3.Tujuan harus dapat dicapai ( realible )

IV.JENIS KEGIATAN.
A. Menetapkan Jenis Kegiatan.
Jenis kegiatan disini adalah kegiatan yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan kegiatan utama. Misalnya :
1.Kebutuhan tenaga
2.Kebutuhan buku panduan untuk pelatihan.
3.Kebutuhan sarana alat bantu belajar.
4.Kebutuhan biaya, dsb
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut diatas maka kita tentukan jenis kegiatan serta tujuan kegiatan tersebut diatas. Misalnya :
1.Untuk kebutuhan tenaga pengajar apa yang harus dilakukan :
Menentukan jumlah tenaga pengajar yang dibutuhkan.
Menentukan anggaran yang ditetapkan untuk tenaga pengajar.
2.Untuk kebutuhan buku panduan untuk pelatihan yang harus dilakukan adalah :
Menentukan materi yang akan disampaikan.
Menentukan anggaran yang ditetapkan, dll
B. tahap – tahap Kegiatan.
Yang dimaksud dengan tahapan kegiatan adalah urut – urutan yang harus dilakukan dalam arti kegiatan apa yang harus dilaksanakan lebih dahulu sebelum kegiatan selanjutnya. Ada kalanya kegiatan tertentu mendahului kegiatan yang lain, tapi ada kalanya kegiatan tersebut dapat dilakukan bersama – sama.
Sebaiknya tahapan ini dibuat beberapa kelompok kegiatan, meliputi tahap pertama ( persiapan ), dan kelompok berikutnya merupakan tahap selanjutnya ( pelaksanaan ). pada akhirnya sampai pada tahap akhir dan kegiatan evaluasi ( tahap evaluasi ).

ANALISIS SWOT
SWOT adalah singkatan yg diambil dari huruf depan kata Strength, Weakness, Opportunity dan Threat, yg dalam bahasa Indonesia mudahnya diartikan sbg Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.
Metoda analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.
Jika digunakan dgn benar, analisa SWOT akan membantu kita utk melihat sisi-sisi yg terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Berikut ini adalah contoh sederhana analisa SWOT yg dibuat oleh seorang cowok SMA saat ingin mulai aktivitas 'pacaran'.
Kekuatan
- Tampang saya cukup lumayan, otak juga gak bodo-bodo banget (3 besar di kelas)
- Selama ini punya cukup uang utk jajan, nonton, beli alat musik dan beli komik
Kelemahan
- Tidak percaya diri, masih ada minder terutama jika bertemu cewek yg agresif
- Tidak punya kendaraan pribadi
Peluang
- Punya banyak teman yg punya adik cewek cantik
- Di kelas, masih banyak murid cewek yg belum punya pacar
Ancaman
- Cowok dari kelas lain banyak yg ngeceng ke kelas gue
- dst
(Contoh di atas hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan mohon dimaafkan)
Utk membantu membedakan apakah suatu hal digolongkan ke dalam kekuatan ataukah peluang bisa dilakukan dgn cara melihat asal dari suatu hal tsb.
Kembali ke contoh di atas, jika si cowok tsb ingat bahwa dia punya klub band, akan digolongkan kemanakah? Kekuatan atau peluang?
Ketika dia melihat bahwa klub band adalah sesuatu yg berasal dari luar dirinya, maka ia segera menggolongkan keberadaan klub band sbg peluang (yg harus ia manfaatkan tentunya).
Dgn kondisi SWOT seperti di atas, kira-kira apa hasil dari analisa-nya. Apa arahan langkah yg harus diambil oleh si cowok SMA tadi saat memulai kegiatan pacaran?
1. Tabung uang yg ia miliki utk beli motor buat modal pacaran
2. Hindari cari pacar di kelasnya, mending cari adik cewek temannya (masih lebih gampang diboongin, he he he)
3. Lebih rajin latihan Band dan cari kesempatan utk manggung sehingga lebih terkenal dan jadi rebutan cewek
4. Rajin gaul supaya berkurang mindernya
(sekali lagi, rekomendasi ini juga fiktif belaka...)
Hal penting yg harus diingat selama menggunakan analisa SWOT adalah semua yg dituliskan haruslah jujur dan berdasarkan fakta. Bayangkan jika si cowok di atas hanya berandai-andai bahwa ia punya cukup uang jajan, maka arahan utk menabung uang jajan buat beli motor pun jadi tidak berguna.
Berikut ini dijelaskan tambahan hal-hal yg biasanya menjadi:
• Kekuatan:
1. Knowledge atau kepakaran yg dimiliki
2. Produk baru atau pelayanan yg unik
3. Lokasi tempat perusahaan berada
4. Kualitas produk atau proses
• Kelemahan:
1. Kurangnya pengetahuan marketing
2. Produk yg tidak dapat dibedakan dgn produk kompetitor
3. Lokasi perusahaan yg terpencil
4. Kualitas produk yg jelek
5. Reputasi yg buruk
• Peluang:
1. Pasar yg berkembang
2. Penggabungan 2-3 perusahaan atau aliansi
3. Segmen pasar yg baru
4. Pasar internasional
5. Pasar yg luang karena kompetitor yg tidak sanggup memenuhi permintaan customer
• Ancaman:
1. Kompetitor baru di area yg sama
2. Persaingan harga dgn kompetitor
3. Kompetitor mengeluarkan produk baru yg inovatif
4. Kompetitor memegang pangsa pasar terbesar
5. Diperkenalkannya pajak penjualan

Perhatian:
1. SWOT analysis bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yg sama menghasilkan SWOT yg berbeda. Dgn demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sbg arahan dan bukan pemecahan masalah.
2. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yg disembunyikan atau kekuatan yg tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan
3. Analisa harus didasarkan atas kondisi yg sedang terjadi dan bukan situasi yg seharusnya terjadi
4. Hindari ”grey areas”. Utk memudahkan membedakan antara kekuatan dan kelemahan, selalu hubungkan situasi yg dihadapi dgn persaingan yg sedang berjalan. Apakah perusahaan Anda lebih baik dari kompetitor atau tidak?
5. Hindari kerumitan yg tidak perlu dan analisa yg berlebihan. Buatlah analisa SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin
ANALISIS SWOT
Dalam Pengelolaan dan pengembangan suatu aktifitas memerlukan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang menyeluruh. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu analisis yang tajam dari para pegiat organisasi. Salah satu analisis yang cukup populer di kalangan pelaku organisasi adalah Analisis SWOT.
Istilah SWOTdari perkataan :
Strength (kekuatan)
Weakness (kelemahan)
Opportunities (kesempatan)
Threats (Ancaman)

Maksud dari analisis SWOT ini ialah untuk meneliti dan menentukan dalam hal manakah "lembaga":
1. Kuat (sehingga dapat dioptimalkan )
2. Lemah(sehingga dapat segera dibenahi)
3. Kesempatan-kesempatan di luar (untuk dimanfaatkan)
4. Ancaman-ancaman dari luar (untuk diantisipasi)
Tahap awal dalam menjalankan SWOT :
? Membaca/menginventarisir latar belakang
? Membaca situasi dan kondisi sekarang.
Komponennya:
? Internal organisasi
? Object/sasaran
? Lingkungan lokal
? Lingkungan regional
Secara mudah analisis SWOT bisa dikelompokkan dalam dua kategori:
1. Internal Lembaga yaitu menyangkut Strength dan Weakness
Pertimbangan analisa:
H Sarana dan Prasarana
H Kumpulan pendapat
H Komparasi dengan lembaga lain
H Hasil pengamatan sendiri
Obyek analisa :
8 Kemampuan memimpin
8 Jumlah dan kualitas anggota
8 Kerapian organisasi (Struktur, AD/ART, kebijakan-kebijakan)
8 Aturan kedisiplinan
2. Eksternal Lembaga, yaitu menyangkut Opportunities dan Threats
Pertimbangan analisis :
8 Pengalaman kita sendiri
8 Kumpulan pendapat
8 Komparasi dengan lembaga lain
8 Pendapat para ahli
Obyek analisa :
8 Personal atau lembaga yang tengah berkuasa
8 Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
o Kejadian-kejadian atau peristiwa penting yang pernah terjadi

Langkah-langkah SWOT :
i Identifikasi semua hal yang berkaitan dengan SWOT
i Tentukan Faktor penghambat dan faktor pendukung
i Tentukan alternatif-alternatif kegiatan
i Rumuskan tujuan dari masing-masing kegiatan
i Ambil keputusan yang paling prioritas

REK

JAWABAN REK
1. A
2. E
3. A
4. B
5. A
6. A
7. E
8. A
9. D
10. A
11. B
12. D
13. B
14. .
15. .
16. .
17. E
18. A
19. B
20. A
21. D
22. E
23. D
24. .
25. C
26. A
27. .
28. E
29. E
30. E
Essay disesuaikan…mengarang bebas….tpi sistematika ada di blog.tinggal baca.OK!!!

IMD

Ketentuan untuk memberikan ASI sampai 2 thn
Sudah ada sejak alquran di turunkan
`Tuhan telah menyediakan sumber kehidupan sejak dia lahir, biarlah buah hati anda menemukannya sendiri`
Upaya pemberian ASI dengan membiarkan bayi merangkak di atas perut Ibu dan mencari puting susu sendiri segera setelah proses kelahiran
Hasil penelitian menunjukkan jika bayi diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu (setidaknya selama satu jam) maka 22% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat diselamatkan
menurunkan resiko kedinginan (hipothermia).
menstabilkan pernafasan dan detak jantung bayi.
memindahkan bakteri baik dari kulit Ibu ke saluran pencernaan bayi yang nantinya akan menyaingi bakteri jahat dair lingkungan.
meningkatkan bonding (ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi sehingga anak akan lebih nyaman dan kelak tumbuh menjadi manusia penyayang.
menghindari alergi dan gangguan pertumbuhan fungsi usus karena efek susu hewan/ susu formula.
bayi tidak mudah sakit.
Selain itu juga bermanfaat bagi Ibu seperti mempercepat pengeluaran ari-ari (placenta) dan menghindari perdarahan setelah melahirkan.
Perlu diketahui juga bahwa IMD yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian ASI saja selama enam bulan (ASI Eksklusif) akan mengoptimalkan perkembangan otak sehingga anak akan lebih cerdas.

Kamis, 11 Juni 2009

Sebuah Kisah

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah ’saya pernah datang dan saya sangat penurut’.Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian, dan dia rela melepaskan pengobatannya.Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya.

Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya.

Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12. Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah, papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “Saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan”. Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yuan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada ASI dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit- sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan.

Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa. Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa.

Mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci baju, memasak nasi, dan memotong rumput.

Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah. Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah.

Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya.

Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya diceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya. Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Di pahanya mulai bermunculan bintik- bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri di kursi yang panjang untuk menutupi hidungnya.

Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar $ 300.000. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli. Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus, dalam hati Yu Yuan merasa sedih.

Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa, saya ingin mati”. Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati?”. “Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.”

Pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang ke rumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya, “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini”.

Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dia tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto.

Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar.

Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin. Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yang berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri dan akhirnya menyebar ke seluruh kota Rong Cheng.

Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang. Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese di dunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi.

Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang. Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di email bahkan menulis, “Yu Yuan, anakku yang tercinta. Saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat.

Yu Yuan, anakku tercinta.”

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita di dalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya.

Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat.

Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu Yuan dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya, air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung. Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama.

Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan di pencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah. Pada tanggal 20 Agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan, “Tante, kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?”. Wartawan tersebut menjawab, “Karena mereka semua adalah orang yang baik hati”. Yu Yuan kemudian berkata, “Tante, saya juga mau menjadi orang yang baik hati”.

Wartawan itu pun menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik”.

Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”

Fu Yuan kaget sekali, membuka dan melihat surat tersebut. Ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan. Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. “Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah.

Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang- orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh”.

Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya. “Saya pernah datang, saya sangat patuh”, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal

22 Agustus, karena pendarahan di pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya.

Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air sungguh telah pergi ke dunia lain. Di kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakkanlah kedua sayapmu. Terbanglah………..” demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di depan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan. Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh” (30 November

1996 – 22 Agustus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan.

Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita leukimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah :

Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian. Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana.

Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata ‘Aku pernah datang dan aku sangat patuh’”.

Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan dunia. Walaupun hidup serba kekurangan, dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang pengasih.

Rabu, 10 Juni 2009

JAWABAN KOMUNIKASI duka salah duka heunteu

JAWABAN UAS PG KOMUNIKASI
O/ SUR….
1. A
2. E
3. D
4. E
5. B
6. B
7. D
8. A
9. D
10. E
11. C
12. D
13. E
14. D
15. C
16. B
17. C
18. D
19. B
20. C
21. E
22. E
23. E
24. B
25. E
ESSAY
1. Syarat Komunikator yang baik
• Adanya kesiapan
• Adanya kesungguhan
• Ketulusan
• Kepercayaan diri
• Ketenangan
• Keramahan
• Kesederhanaan
2. Presenter yang baik
• Menguasai audien
• Bisa membagi waktu dengan baik
• Berpengetahuan luas
3. Alat koordinasi
• Kesamaan persepsi
• Objek/sasaran yg menjadi acuan
• Orientasi perilaku dan tindakan semua pihak
• Rancang pertemuan berkala
• Dorong semangat kerja dan etos kerja
• Intensifkan pemecahan masalah
• Nasihati dan arahkan
• Arahkan sumberdaya yang ada
• Sempurnakan system kerja
• Informasikan semua kebijakan
Atau
• Komunikasi
• Organisasi kepanitiaan
• Operating prosedur
• Rencana bersama
• Desisi/keputusan
• Intruksi
• Norma kebijakan
• Asas organisasi
• Strategi
• Ideology
4. Hambatan2 komunikasi
• Hambatan Psikologis
• Hambatan Fisik
• Hambatan Semantik
• Hambatan dari Proses Komunikasi
5. Langkah awal kalo menurut saya adalaha jujur dulu ke pimpinan bahwa kita tuh memang belum mampu untuk penyuluhan tentang NAPZA itu,,akan tetapi setelah kitra jujur kita harus mengkonfirmasikan ke teman teman yang laing yang dianggap mampu untuk menyampaiakn kepada masyarakat tentang narkoba ini.disini kental terlihat pentingnya KOMUNIKASI dan KOORDINASI.

Sabtu, 06 Juni 2009

alur SIK di PKM cibitung

SISTEM INFORMASI KESEHATAN
DI PUSKESMAS CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI

Puskesmas Cibitung selalu berupaya agar SPM yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik dan sesuai yang ditargetkan. Harapan dari segala pencapaian akan tersampaikan dengan baik, sehingga dengan berbagai keterbatasan penyampaian informasi/ laporan, system informasi Kesehatan dapat selalu terlaksana setiap bulan,Triwulan, semester dan jenjang Tahunan.

Alur Sistem Informasi Di Puskesmas KAmi adalah sbb.
1. Alur 1
Masy./Klien
Pendaftaran
Dinkes Kab
Rekap Data
LB
Input Data











Masyarakat / Klien datang ke PKM lalu didaftar, di pendaftaran ini akan didapat berbagai data yang dibutuhkan seperti Jenis kunjungan ( Baru/lama ), Kondisi Keluarga, dan kondisi lingkungan. Lalu data diinput ke kartu status juga ke SIMKES. Setelah itu klien dipersilahkan ke ruang periksa dan data penyakit akan terdeteksi, apabila penyakit berbasis lingkungan Klien akan di rujuk ke ruangan Klinik Sanitasi. Selain itu juga Klien akan di rujuk ke ruang Laboratorium sesuai penyakit yang ditemukan dan selanjutnya ke loket Obat.
Data – data yang didapat seperti proses diatas akan diakumulasi setiap Bulannya. Proses perekapan akan dilakukan oleh pendaftaran, programmer ( Promkes , Kesling ( Klinik Sanitasi ),KIA, ISPA Diare, Jiwa, Obat, Lansia dan Laboratorium ).


Rekap di LB

Hasil Rekap dikirim Ke dinkes KAb.


2. Alur 2

UKBM
Programmer
LB
Dinkes Kab

Posyandu, Promkes,KIA,Imunisasi
Posbindu P2M, Yankesus
Poskesdes

Data di dapat dari masyarakat di sarana UKBM
Sampel data dari Posyandu
Hasil dari pendataan kader akan didapat data jumlah Balita 0 – 11 Bln, 12 – 35 Bln dan 36 – 59 Bln.dan juga data KIA. Data akan dinput ke Register – register yang telah disediakan.
Pada proses pelaksanaannya akan diketahui jumlah balita yang datang ke posyandu, Imunisasi Yang diberikan, Kondisi Gizi anak, K1, K4, Linakes, Wus dan Pus.
Berbagai data yang didapat akan diproses oleh Pembina desa lalu akan di sampaikan ke …
Bidko ( Kohort Ibu dan Bayi
LB
DINKES KABUPATEN
Programmer
- Imunisasi
- Kesling
- P2M
- Yankesmas












3. Alur 3
Dilaporkan o/ Masy. Via Phone
KLB
Dinkes Kab
Puskesmas


- Survailans
- Promkes
- Programmer terkait

makalah SIK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak ditetapkannya Indonesia Sehat 2010 sebagai visi Kesehatan, maka Indonesia telah menetapkan pembaharuan kebijakan dalam pembangunan kesehatan, yaitu paradigma sehat yang inti pokoknya adalah menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa dan kesehatan sebagai titik sentral pembangunan nasional. Untuk mendukung keberhasilan pembaharuan kebijakan pembangunan tersebut telah disusun Sistem Kesehatan Nasional yang baru yang mampu menjawab dan merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan masa kini maupun untuk masa mendatang. Penyelenggaraan sistem kesehatan dituangkan dalam berbagai program kesehatan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta pertanggungjawaban secara sistematis, berjenjang dan berkelanjutan. Dalam kaitannya dengan Sistem Kesehatan ini, maka daerah pun perlu menetapkan sistem kesehatannya sebagai sub sistem dari sitem pemerintahan daerah, yang penyelenggaraannya disesuaikan dengan aspirasi, potensi, serta kebutuhan setempat dengan memperhatikan prioritas pembangunan kesehatan masing-masing.

Dalam rangka pengendalian sistem kesehatan yang bertujuan untuk memantau dan menilai keberhasilan penyelenggaraan secara berjenjang dan berkelanjutan, digunakan tolok ukur atau indikator pembangunan kesehatan baik tingkat nasional maupun tingkat daerah. Sehubungan dengan hal ini maka perlu dikembangkan sistem informasi kesehatan nasional dan kesehatan daerah yang terpadu yang mampu menghasilkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan lengkap, sehingga mampu menjadi bagian utama dari pengambilan keputusan.

Meskipun kebutuhan pada data/informasi yang akurat makin meningkat, namun ternyata sistem informasi yang ada saat ini masih belum dapat menghasilkan data yang akurat, lengkap dan tepat waktu. Berbagai masalah masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, diantaranya adalah belum adanya persepsi yang sama diantara penyelenggara kesehatan terutama pennyelenggara sistem informasi kesehatan tentang Sistem Informasi Kesehatan. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu sendiri masih belum dilakukan secara efisien. “Redundant” data, duplikasi kegiatan, tidak efisiennya penggunaan sumber daya masih terjadi. Hal ini karena adanya “overlapping” kegiatan dalam pengumpulan, pengolahan data, disetiap unit kerja baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Kegiatan pengelolaan data/informasi belum terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik.

Dengan telah ditetapkannya UU nomor 22 tentang Otonomi Daerah, dimana daerah harus mengembangkan dan melakukan sendiri upaya kesehatan, maka Sistem Informasi Kesehatan di Kabupaten/Kota akan lebih penting peranannya. Sistem ini harus mampu menghasilkan data atau informasi yang memadai untuk menunjang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta untuk evaluasi berbagai kegiatan kesehatan tingkat kabupaten/kota.

Apabila dahulu ketika masa sentralisasi masing-masing unit-kerja di pusat mengembangkan sistem informasi masing-masing, maka pada masa mendatang berbagai sistem tersebut harus di integrasikan dalam satu sistem sehingga duplikasi data/informasi ataupun duplikasi kegiatan pengumpulan, pengolahan data baik di Puskesmas, di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tidak terjadi lagi. Dimasa depan, kabupaten/kota seyogyanya memiliki Bankdata yang dapat diakses oleh para pengelola program kesehatan propinsi ataupun pengelola program di tingkat pusat.

Dengan demikian, maka pengembangan sistim informasi kesehatan nasional (SIKNAS) diharapkan merupakan pengembangan sistem informasi kesehatan yang menyeluruh dan terintegrasi di setiap tingkat administrasi kesehatan, yang akan menghasilkan data/informasi yang akurat yang dapat menunjang Indonesia Sehat. Pengembangan sistem informasi kesehatan tersebut harus sejalan dengan kebijakan desentralisasi sebagaimana diatur dalam UU nomor 22 tahun 1999, yang antara lain kewenangannya dalam sistem informasi kesehatan adalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
• Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan kabupaten/kota
• Pemerintah Propinsi melakukan bimbingan dan pengendalian, dan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan propinsi
• Pemerintah Pusat membuat kebijakan nasional, bimbingan pengendalian, dan penyelenggraan sistem informasi kesehatan nasional.


B. Tujuan
1) Untuk memperdalam pemahaman tentang SIKNAS dan SIKDA
2) Untuk memenuhi tugas makalah Mata Kuliah Sistem informasi Kesehatan






















BAB II
ANALISA SITUASI

Untuk mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang diharapkan, sampai saat ini masih dijumpai sejumlah permasalahan yang bersifat klasik antara lain:
1. Sistem Informasi Kesehatan masih terfragmentasi.
Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa Departemen Kesehatan saat ini mempunyai berbagai Sistem Informasi Kesehatan yang berkembang sejak lama, tetapi satu dengan lain tidak terintegrasi.
2. Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai.
Walaupun Otonomi Daerah sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2001, tetapi fakta menunjukan bahwa sebagian besar Daerah Kab/Kota belum memiliki kemampuan yang memadai khususnya dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatannya.
3. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal
Sistem Infromasi dengan manajemen adalah ibarat sistem saraf dengan jaringan tubuh. Sistem saraf yang baik tidak ada gunanya bila jaringan tubuhnya tidak baik. Selama ini manajemen kesehatan yang dipraktekan khususnya di tingkat operasional tidaklah berjalan dengan baik. Contohnya Puskesmas mengalami kelebihan beban karena adanya keharusan melaksanakan sedemikian banyak program. Akibatnya data dan informasi yang dihasilkan tidak akurat dan “up to date”, karena yang dilakukan adalah sekedar memenuhi tuntutan dari atas.
4. Pemanfaatan data dan informasi kesehatan oleh masyarakat kurang berkembang.
Akibat pengadaan data dan informasi bidang kesehatan yang tidak akurat dan “up to date”, maka respons masyarakat terhadap data dan informasi yang disediakan oleh Departemen Kesehatan sangatlah kurang.
5. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal
Hal ini lebih disebabkan karena investasi untuk teknologi telematika yang begitu besar belum dapat dijamin akan menghasilkan manfaat yang sepadan karena faktor SDM yang belum memadai tadi.
6. Dana untuk pengembangan Sistem Informasi Kesehatan terbatas
Sadar atau tidak sadar maka Sistem Informasi Kesehatan selain Investasinya memerlukan biaya besar, pemeliharaannya juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dalam pengalokasian dana saat ini maka biaya pemeliharaan sistem ini sangatlah kecil karena bukan merupakan prioritas.
7. Kurangnya tenaga purna waktu untuk Sistem Informasi Kesehatan
Di beberapa tempat memang ada tenaga purna waktu yang menjalankan sistem informasi ini, namun mereka umumnya tidak dapat sepenuhnya bekerja sebagai pengelola karena imbalan yang kurang memadai, ditambah lagi dengan kurangnya keterampilan dan pengetahuan mereka di bidang informasi.










BAB III
VISI MISI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SIK NASIONAL

A. VISI
Visi Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah INFORMASI KESEHATAN ANDAL 2010 (Reliable Health Information 2010).

B. MISI
Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut, maka Misi dari pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional adalah:
1) Mengembangkan pengelolaan data yang meliputi pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan analisis data.
2) Mengembangkan pengemasan data dan informasi dalam bentuk BANKDATA, Profil Kesehatan, dan kemasan-kemasan informasi khusus.
3) Mengembangkan jaringan kerjasama pengelolaan data dan informasi kesehatan.
4) Mengembangkan pendayagunaan data dan informasi kesehatan.


C. KEBIJAKAN
Penyelenggaraan Misi dalam rangka mencapai Visi tersebut di atas perlu memperhatikan rambu-rambu dalam koridor Kebijakan sebagai berikut:

1. SIKNAS dikembangkan dalam kerangka desentralisasi untuk mewujudkan Otonomi Daerah di bidang kesehatan guna mencapai Indonesia Sehat. Oleh karena itu, pengembangan Sistem Informasi Kesehatan di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota diarahkan untuk menciptakan kemampuan menyediakan data dan informasi yang diperlukan dalam mencapai Indonesia Sehat, Provinsi Sehat, dan Kabupaten/Kota Sehat.

2. SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari Sistem Kesehatan. Oleh karena itu, Sistem Informasi Kesehatan di tingkat Pusat merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Nasional, di tingkat Provinsi merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Provinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Kabupaten/ Kota.

3. SIKNAS dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem-sistem Informasi Kesehatan Provinsi dan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem-sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota. Di setiap tingkat, Sistem Informasi Kesehatan juga merupakan jaringan yang memiliki Pusat Jaringan dan Anggota-anggota Jaringan.

4. Pusat Jaringan dari Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan Anggota-anggota Jaringannya adalah: (1) Puskesmas-puskesmas, (2) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten/Kota, (3) Institusi-institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan, (4) Gudang Perbekalan Farmasi, (5) Unit-unit Lintas Sektor terkait (BKKBN Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota, Kantor Departemen Agama Kabupaten/ Kota, Dinas Sosial, dan lain-lain), (6) Rumah Sakit Swasta, (7) Sarana Kesehatan Swasta lain, (7) Organisasi Profesi Kesehatan, (8) Lembaga Swadaya Masyarakat, dan (9) Lain-lain.

5. Dinas Kesehatan Provinsi merupakan Pusat Jaringan untuk Sistem Informasi Kesehatan Provinsi. Adapun Anggota Jaringannya adalah: (1) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, (2) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi, (3) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) yang ada di Daerah tersebut, (4) Rumah Sakit Pemerintah lain yang ada di Daerah tersebut, (5) Institusiinstitusi Pendidikan Tenaga Kesehatan, (6) Balai Pelatihan Kesehatan, (7) Balai Laboratorium Kesehatan, (8) Balai Pengawasan Obat dan Makanan, (9) Balai-balai lain bidang kesehatan yang ada di Provinsi, (10) Unit-unit Lintas Sektor terkait (BKKBN Provinsi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, Kantor Departemen Agama Provinsi, Dinas Pertanian Provinsi, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Provinsi, Dinas Sosial Provinsi, dan lain-lain), (11) Rumah Sakit Swasta, (12) Sarana Kesehatan Swasta lain, (13) Organisasi Profesi Kesehatan, (14) Lembaga Swadaya Masyarakat, dan (15) Lain-lain.

6. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan merupakan Pusat Jaringan SIKNAS. Sedangkan anggota-anggota jaringannya adalah: (1) Dinas Kesehatan Provinsi, (2) Rumah Sakit Umum Pusat, (3) Rumah Sakit Khusus Pusat, (4) Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan milik Pusat, (5) Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, (6) Balai-balai lain bidang kesehatan milik Pusat, (7) Departemen/Lembaga Lintas Sektor terkait (BKKBN Pusat, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Pertanian, Departemen Agama, dan lain-lain), (8) Organisasi Profesi Kesehatan, (9) Lembaga Swadaya Masyarakat, dan (10) Lain-lain.

7. SIKNAS yang efektif harus dapat menyediakan data dan informasi yang mendukung proses pengambilan keputusan baik di tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota, serta unit-unit kesehatan. Dengan demikian Sistem Informasi Kesehatan di setiap tingkat/unit harus sesuai dengan struktur manajemen kesehatan yang berlaku di tingkat/unit tersebut.

8. Pencapaian Indonesia Sehat, Provinsi Sehat, dan Kabupaten/Kota Sehat dilakukan dengan pendekatan multi-sektor dan peningkatan peran masyarakat (termasuk swasta) melalui Forum-forum Kerjasama. Oleh karena itu, pengembangan Sistem Informasi Kesehatan di setiap tingkat harus dilandaskan kepada kebutuhan informasi yang mendukung upaya penting Forum-forum Kerjasama dalam rangka mencapai Indonesia Sehat/Provinsi Sehat/Kabupaten Sehat/Kota Sehat (critical success factors).

9. Dalam rangka SIKNAS perlu dikembangkan dan dibina aliran data rutin dari Kabupaten/Kota ke Provinsi dan dari Provinsi ke Pusat. Tidak semua data yang ada di Kabupaten/Kota mengalir ke Provinsi dan tidak semua data yang ada di Provinsi mengalir ke Pusat. Dengan demikian maka aliran data ini akan membentuk pola kerucut (makin ke atas makin sedikit). Untuk itu perlu ditetapkan himpunan data minimal (minimal data set) yang harus mengalir dari Kabupaten/Kota ke Provinsi dan seterusnya sampai ke Pusat, dan sistem/mekanisme pencatatan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan informasi yang sesuai.

10. Dalam rangka SIKNAS perlu dikembangkan pengamatan (surveilans) terhadap penyakit-penyakit dan gangguan-gangguan kesehatan serta keadaan-keadaan tertentu, seperti misalnya status gizi, kondisi lingkungan, dan persediaan obat. Pengamatan ini dapat dilakukan melalui daerah-daerah tertentu yang ditetapkan sebagai daerah sentinel. Pengembangan ini harus dilakukan dengan koordinasi Pusat Jaringan.

11. Dalam rangka SIKNAS, bilamana perlu dapat dikembangkan pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus seperti pemberantasan malaria, pemberantasan tuberkulosis, pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, dan lain-lain. Pengembangan ini harus dilakukan dengan koordinasi Pusat Jaringan.

12. Dalam rangka SIKNAS perlu dikembangkan pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang meliputi keuangan, tenaga,peralatan/perbekalan, dan sarana. Pengembangan ini harus dilakukan dengan koordinasi Pusat Jaringan.

13. Dalam rangka SIKNAS perlu dilaksanakan berbagai cara lain untuk pengumpulan data, yaitu melalui sensus, survei, dan lain-lain, untuk melengkapi data yang terkumpul secara rutin. Sensus, survei, dan lain-lain tersebut terutama diselenggarakan di tingkat Pusat, tanpa menutup kemungkinan penyelenggaraannya di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pelaksanaannya dilakukan dengan koordinasi Pusat Jaringan.

14. Dalam rangka SIKNAS perlu dikembangkan kerjasama lintas sektor untuk mengupayakan terselenggaranya Registrasi Vital di seluruh wilayah Indonesia, yang sangat dibutuhkan bagi Statistik Vital Kesehatan. Pengembangan kerjasama ini menjadi kewajiban dari Pusat Jaringan SIKNAS.

15. Sistem Informasi Kesehatan yang dikembangkan di setiap tingkat/unit harus dapat menyimpan data yang diperlukan oleh tingkat/unit yang bersangkutan dalam bentuk BANKDATA Kesehatan. Data yang tersimpan tersebut harus diolah secara berkala, paling sedikit setahun sekali, ke dalam bentuk Profil Kesehatan, dan secara sewaktu-waktu sesuai kebutuhan, ke dalam bentuk kemasan-kemasan informasi khusus. Pada saatnya, BANKDATA Kesehatan dan dlain-lain juga harus dapat diakses oleh mereka yang membutuhkan melalui interaksi komputer secara online. Akses ini harus tetap memperhatikan prinsip kerahasiaan yangg berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran.

16. Profil Kesehatan diarahkan sebagai sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Indonesia Sehat, Provinsi Sehat, dan Kabupaten/Kota Sehat. Dalam rangka desentralisasi kesehatan, Profil Kesehatan diarahkan sebagai sarana perbandingan (benchmarking) antara satu daerah dengan daerah lain. Selain itu, bersama dengan BANKDATA Kesehatan, Profil Kesehatan juga diarahkan sebagai sarana penyedia data dan informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan manajemen kesehatan. Semua data dan informasi, terutama dalam bentuk kemasan-kemasan khusus juga diperuntukkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan masyarakat umum.

17. SIKNAS adalah sistem informasi yang berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional dalam rangka kerjasama yang saling menguntungkan. Kerjasama diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengabaikan kepentingan bangsa yang lebih luas dan rahasia-rahasia negara.

18. Pengembangan SIKNAS dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan dengan mendayagunakan kemajuan-kemajuan di bidang teknologi informatika.

19. Pengembangan SIKNAS dilakukan dengan mengembangkan sumber daya dan infrastruktur informatika, dengan mengutamakan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

20. Pengembangan SDM pengelola data dan informasi kesehatan dilaksanakan secara terpadu dengan pengembangan SDM kesehatan pada umumnya serta diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan.













BAB IV
STRATEGI PENGEMBANGAN SIK NASIONAL DAN DAERAH

Strategi Pengembangan SIKNAS adalah sebagai berikut:
1. Integrasi sub sistem informasi kesehatan yang ada.
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan informasi terintegrasi.
3. Fasilitasi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA).
4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen.
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat.
6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi.


Strategi Secara terperinci adalah sebagai berikut :

1. Integrasi Sub Sistem Informasi Kesehatan

Di jajaran kesehatan terdapat berbagai macam sub sistem informasi yang selama ini belum terintegrasi dengan baik dalam suatu SIKNAS. Oleh karena itu, maka strategi pertama yang perlu dilakukan dalam rangka pengembangan SIKNAS adalah pengintegrasian sistem-sistem informasi tersebut. Pengertian integrasi hendaknya dicermati oleh sebab di dalamnya tidak terkandung maksud mematikan/menyatukan semua sistem informasi yang ada. Yang disatukan hanyalah sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabung. Terhadap sistem-sistem informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa pengembangan (1) pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas-otoritas serta (2) mekanisme saling-hubung. Dengan integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk suatu SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas yang baik. Otoritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai suatu hal.

2. Pengumpulan dan Pemanfatan data dan informasi terintegrasi

Pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas diikuti dengan kerjasama dalam pengumpulan datanya. Hal ini diawali dengan penetapan secara terkoordinasi indikator-indikator yang diperlukan dalam rangka memantau pencapaian Indonesia Sehat. Dalam hal ini perlu diperhatikan indikator-indikator yang tercantum dalam Program Pembangunan Nasional atau Propenas (UU No. 25 tahun 2000), Rencana Pembangunan Tahunan Pusat dan Daerah, Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal, dan aspirasi dari Daerah. Selain dari itu juga pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat siginifikan, yaitu:

1) Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans kesehatan lingkungan, dan pemantauan ketersediaan obat, dan lain-lain yang ada.

2) Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dari UPT Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi, serta dari UPT Pusat dan Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi). Pengumpulan data secara rutin oleh Departemen Kesehatan dari UPT-UPT tertentu (bukan Puskesmas) dimungkinkan sepanjang dilaksanakan secara terkoordinasi dan menggunakan cara-cara yang tidak memberatkan UPT yang bersangkutan.


3) Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada, seperti program pemberantasan malaria, dan lain-lain.

4) Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah berjalan seperti ketenagaan kesehatan (Sinakes, Sidiklat, SIPTK), keuangan (dalam rangka National Health Account), dan lain-lain.

5) Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional (seperti Survei Kesehatan Nasional) maupun yang berskala Provinsi dan Kabupaten/Kota (SI IPTEK Kesehatan/Jaringan Litbang Kesehatan).

3. Fasilitasi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah.

Yang dimaksud dengan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) adalah mencakup sub sistem informasi yang dikembangkan di unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS, Poliklinik, Praktek Swasta, Apotek, Laboratorium), sistem informasi untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan sistem informasi untuk Dinas Kesehatan Propinsi.

Sub Sistem Informasi di Puskesmas memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung,
b. mengolah data,
c. membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
d. memelihara BANKDATA,
e. mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit Puskesmas, serta
f. memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.

Sub Sistem Informasi di Rumah Sakit memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit (penerimaan pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu, dan lain-lain),
b. memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery),
c. memantau pelaksanaan sistem rujukan,
d. mengolah data,
e. mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/Pemerintah Daerah setempat,
f. memelihara BANKDATA,
g. mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit rumah sakit, serta
h. memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.

Sistem informasi untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain,
b. menyelenggarakan survei/penelitian bilamana diperlukan,
c. membuat Profil Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten/Kota Sehat,
d. mengirim laporan berkala/Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan Pemerintah Pusat,
e. BANKDATA,
f. mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit, dan manajemen Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota, serta
g. memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.

Sistem informasi untuk di dinas Kesehatan Propinsi memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatankegiatan:
a. mengolah data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, unit-unit pelayanan kesehatan milik Daerah Provinsi, dan sumber-sumber lain,
b. menyelenggarakan survei/penelitian bilamana diperlukan,
c. membuat Profil Kesehatan Provinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Provinsi Sehat,
d. mengirim laporan berkala/Profil Kesehatan Provinsi ke Pemerintah Pusat,
e. memelihara BANKDATA,
f. mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen unit dan manajemen Sistem Kesehatan Provinsi, serta (
g. memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.

Fasilitasi pengembangan SIKDA dilaksanakan dengan terlebih dulu membantu Daerah-daerah menata kembali sistem kesehatannya dan merumuskan kembali Manajemen Kesehatan dalam Sistem Kesehatan Daerah (SKD) dalam rangka mencapai Visi “Provinsi Sehat” dan “Kabupaten/Kota Sehat”. Dalam hal ini akan dikembangkan Forum Kerjasama baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota. Setelah itu barulah dirumuskan kebutuhan informasi, indikator dan data serta sistem informasinya. Sepanjang memungkinkan, Departemen Kesehatan membantu pengadaan perangkat keras (komputer dan kelengkapannya) serta perangkat lunaknya. Pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Selain itu, sepanjang memungkinkan, Departemen Kesehatan juga membantu rekrutmen tenaga melalui seleksi pegawai negeri sipil yang ada setempat dan pelatihan tenaga tersebut. Pengangkatan tenaga-tenaga yang sudah dilatih ke dalam jabatan fungsional statistisi dan pranata komputer diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

4. Pengembangan Pelayanan Data dan Informasi untuk Manajemen

Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali dengan mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan data dan informasi kesehatan. Misalnya penyajian data dan informasi pada rapat koordinasi pimpinan di suatu unit kerja dalam rangka manajemen unit, rapat. Forum Kerjasama Lintas Sektor, rapat dengar pendapat Pemerintah Daerah dengan DPRD, rapat koordinasi pembangunan (rakorbang), rapat pembahasan rancana anggaran (dalam rangka manajemen Sistem Kesehatan), dan lain-lain.

Di dalam peluang-peluang ini harus dapat disajikan kemasan-kemasan data dan informasi yang sesuai. Misalnya untuk rapat Dengar Pendapat dengan DPRD harus dapat disajikan kemasan-kemasan data dan informasi yang menggambarkan kecenderungan masalah-masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang diakibatkannya. Sedangkan untuk pembahasan rancangan anggaran harus dapat disajikan kemasan data dan informasi tentang cost-benefit dari kegiatan yang diusulkan. Selain kemasan-kemasan khusus, juga perlu dikembangkan penerbitan publikasi-publikasi berkala data dan informasi kesehatan. Misalnya dalam bentuk Profil Kesehatan, Jurnal Data dan Informasi Kesehatan, dan lain-lain. Publikasi berkala ini bisa dalam bentuk tercetak, tetapi dapat pula dalam bentuk elektronik dan bahkan menggunakan fasilitas internet (dalam bentuk situs atau website). Pemanfaatan teknologi komputer dapat pula diarahkan untuk tersedianya akses online terhadap BANKDATA yang dimiliki. Untuk ini Departemen Kesehatan dapat membantu Daerah, misalnya melalui penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional pengelola data dan informasi kesehatan.

5. Pengembangan Pelayanan data dan Informasi untuk Masyarakat

Publikasi berkala data dan informasi kesehatan dapat diperluas jangkauan distribusinya sampai kepada individu-individu atau kelompok masyarakat yang membutuhkan. Demikian pula dengan akses online terhadap BANKDATA, walaupun untuk data tertentu seperti data historis pasien dan tenaga kesehatan, keamanannya harus dijaga.

Dalam hal ini pemanfaatan fasilitas intranet dan internet perlu mendapat perhatian mengingat penggunaannya sudah meluas di kalangan masyarakat. Untuk ini Departemen Kesehatan juga dapat membantu daerah melalui penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional pengelola data dan informasi kesehatan. Juga dengan melakukan sosialisasi secara nasional tentang pelayanan data dan informasi kesehatan bagi masyarakat.


6. Pengembangan Teknologi dan Sumberdaya Informasi

Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi sesungguhnya berlangsung paralel dengan kegiatan-kegiatan tersebut di atas. Dalam hal ini Departemen Kesehatan terutama perlu menyusun Rencana Induk Penataan Kerangka Teknologi Informasi (Information Technology Framework Rearrangement Master Plan) dan Rencana Induk Pengembangan Sumber Daya Manusia Informasi (Information Human Resource Development Master Plan). Setelah itu, Departemen Kesehatan dapat memfasilitasi Daerah dengan cara menerbitkan standar dan pedoman serta melakukan advokasi untuk terpenuhinya standar-standar yang telah ditetapkan dalam kerangka Rencana-rencana Induk yang telah disusun. Termasuk di sini adalah membantu Daerah dalam pelatihan bagi tenaga-tenaga informasi kesehatan.











BAB V
PENUTUP


A. Kesimpulan
Indonesia Sehat akan tercapai dengan baik apabila didukung oleh tersedianya data dan informasi yang akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu. Atau dengan kata lain, pencapaian Indonesia Sehat memerlukan dukungan informasi yang dapat diandalkan (reliable).
Untuk menopang hal itu, kiranya sangat penting untuk para pengambil kebijakan tingkat nasional maupun tingkat daerah untuk memikirkan strategi yang benar – benar handal dan tepat guna sehingga akan menopang pembangunan nasional khususnya di bidang Kesehatan



B. Saran
Demikianlah makalah ini saya susun, dengan harapan dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri sebagai penyusun dan umumnya bagi semua pembaca. Dan sayapun menyadari masih banyak kekurangan dan juga kesalahannya. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.Segala tegur sapa untuk perbaikan makalah ini saya ucapkan terimakasih.

SIK

SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Suatu kombinasi elemen2 yang bertujuan menghasilkan data dan penyebaran informasi untuk digunakan oleh pelayanan kesehatan disemua tingkat pelaksanaan dan disektor – sector pengembangan yang lain
Tujuan :
melayani manajemen dengan cara meminimalkan ketidakpastian untuk pengambilan keputusan dengan harapan untukmencapai tujuan organisasi
Perangkat SIK
1. Hard ware
2. Sofware
3. Intruktur dan jaringan
4. Brainware
Informasi dalam system informasi kesehatan
1. Informasi manajemen kesehatan
2. Informasi upaya teknis kesehatan
3. Informasi kesehatan untuk masyarakat
4. Informasi IPTEK kesehatan
Masalah Informasi kesehatan di Indonesia
1. Kelemahan aspek organisasi dan tatakerja
2. Kelemahan pengelolaan data dan informasi
3. Sikap terhadap data/info MIS: tdk mampu mengoprasikan computer,malas belajar,masih dipengaruhi tatacara manual
4. Ketersinambungan program
5. Dukungan pengambil keputusan
Elemen dlam SIK
1. SIMPUS; untuk mendukung manajemen klien ( kegiatan dalam gedung )
2. SPTP ( system pelaporan terpadu puskesmas) utk mendukung manjemen unit kesehatan,kegiatan luar gedung
3. SIMKA ( system informasi managemen Kepegawaian )
4. GIS ( Geografis information system )
5. SIMO ( system informasi manajemen obat )
6. PIN ( pecan imunisasi nasional )
7. SIM-KLB ( Sistem informasi managemen kejadian luar biasa berbasis SMS )
Life cycle jaringan ( ada 5 fase )
1. Fase study kelayakan
2. Fase analisis
3. Fase disain
4. Fase implementasi
5. Fase pemeliharaan dan pembaharuan
SIMKES adalah suatu alat organisasi yang bvertujuan utk menghasilkan informasi yg akurat, tepat waaktu, dan dalam bentuk yg sesuai dengan kebutuhan utk mencapai tujuan organisasi tersebutsecara berhasil guna dan berdaya guna
Standar mutu yg telah ditetapkan
1. Menyeluruh
2. Terkoordinasi
3. Terdiri dari subsistem2
4. Integrasi
INFORMASI
Bahan utk komunikasi organisasi
1. Komunikasi intern
• Bagian2 organisasi
• Para pelaksana
2. Komunikasi ekstern
• Lingkungan organisasi
• Stackh holder
• Supplier
• User dll
Bagaimana mengkomunikasikan informasi
• Laporan/ tertulis
• Rapat/pertemuan
• Release/media masa
Jenis laporan
1. Laporan rutin
2. Laporan indicator kunci
3. Laporan panggilan ( on call )
4. Laporan khusus ( ad hoc )
Transformasi data menjadi informasi dilakukan dengan menggunakan berbagai cara
• Meningkatkan produktifitas (System informasi digunakan sbg bahan evaluasi kinerja )
• Standar mutu

about cinta

Alkisah, di suatu pulau kecil tinggallah berbagai benda abstrak ada CINTA, kesedihan, kegembiraan, kekayaan, kecantikan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.

Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik membasahi kakinya.

Tak lama CINTA melihat kekayaan sedang mengayuh perahu, “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!,” teriak CINTA “Aduh! Maaf, CINTA!,” kata kekayaan “Aku tak dapat membawamu serta nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.” Lalu kekayaan cepat-cepat pergi mengayuh perahunya. CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong aku!,” teriak CINTA. Namun kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak dapat mendengar teriakan CINTA. Air semakin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik.

Tak lama lewatlah kecantikan “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!,” teriak CINTA “Wah, CINTA kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu pergi. Nanti kau mengotori perahuku yang indah ini,” sahut kecantikan. CINTA sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat kesedihan “Oh kesedihan, bawlah aku bersamamu!,” kata CINTA. “Maaf CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..,” kata kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. CINTA putus asa.

Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara “CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!” CINTA menoleh ke arah suara itu dan cepat-cepat naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, CINTA turun dan perahu itu langsung pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa yang menolongnya. CINTA segera bertanya pada penduduk pulau itu. “Yang tadi adalah WAKTU,” kata penduduk itu “Tapi, mengapa ia menyelamatkan aku? Aku tidak mengenalinya. Bahkan teman-temanku yang mengenalku pun enggan menolong” tanya CINTA heran “Sebab HANYA WAKTULAH YANG TAHU BERAPA NILAI SESUNGGUHNYA DARI CINTA ITU”

kekurangan IOdium

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang memerlukan penanganan yang intensif. Kenyataannya, pengaruh zat yang satu ini bagi kecerdasan adalah bagaikan garam dalam sayur. Walaupun sedikit, tapi sangat diperlukan. Akibat kekurangan yodium, bangsa kita dilaporkan telah kehilangan 140 juta angka IQ ( Intelligence Quotient point ), yakni angka yang menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya generasi penerus bangsa kita
Kekurangan iodium tidak hanya mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok (thyroid), tapi juga dapat mengakibatkan kelainan-kelainan lain berupa gangguan fisik (pertumbuhkan terhambat, kekerdilan, bisu dan tuli), gangguan mental, dan gangguan neuromotor. Selain itu, kekurangan iodium dapat juga mengakibatkan terjadinya kretinisme (kerdil), menurunnya kecerdasan dan untuk tingkat yang lebih berat dapat mengakibatkan gangguan pada otak dan pendengaran serta kematian pada bayi. .
Anak cerdas tentu dambaan setiap orang, sebab kecerdasan merupakan modal tak ternilai bagi si anak untuk mengarungi kehidupan di hadapannya. Beruntung kecerdasan yang baik ternyata bukan harga mati, melainkan dapat diupayakan. faktor genetik cuma memiliki peranan sebesar 48% dalam membentuk IQ anak. Sisanya adalah faktor lingkungan, termasuk ketika si anak masih dalam kandungan. Perkembangan kesehatan dan kecerdasan anak sudah dimulai sejak dalam kandungan. Bila selama hamil pola makan ibu cukup baik dan seimbang, maka beragam jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh, termasuk yodium akan terpenuhi. Kualitas bayi memang sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi calon ibu selama hamil. Bila kekurangan satu unsur saja, misalnya
yodium, maka proses tumbuh kembang janin menjadi terganggu. Hal inilah yang menjadi peyebab terhambatnya perkembangan bagian otak bayi sehingga akan mmempengaruhi tingkat kecerdasan anak pada akhirnya.
HUBUNGAN PERANAN IODIUM DAN TINGKAT KECERDASAN
Perkembangan kesehatan dan kecerdasan anak sudah dimulai sejak dalam kandungan. Bila selama hamil pola makan ibu cukup baik dan seimbang, maka beragam jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh, termasuk yodium akan terpenuhi. Kualitas bayi memang sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi calon ibu selama hamil. Bila kekurangan satu unsur saja, misalnya yodium, maka proses tumbuh kembang janin menjadi terganggu. Produksi hormone tiroidpun akan terganggu, sehingga jumlahnya berkurang. Timbullah keadaan yang disebut hipotiroidisme. Kalau defisiensi yodium ini terjadi pada saat usia kehamilan memasuki bulan ke tujuh, maka janin bisa mengalami kekerdilan (kretinisme ). Anak-anak yang menderita kelainan fisik seperti itu, pada umumnya tidak dapat mencapai perkembangan mental yang optimal. Hal ini terjadi karena bagian otak yang disebut korteks serebral (selaput otak besar) tidak berkembang dengan baik. Terhambatnya perkembangan bagian otak tersebut mengakibatkan jumlah dan besarnya sel-sel neuron(sel saraf) yang terbentuk di otak menjadi berkurang. Selain itu, sel saraf yang disebut akson maupun dendrit juga tidak berkembang dengan sempurna.).
Kenyataannya, pengaruh zat yang satu ini bagi kecerdasan adalah
bagaikan garam dalam sayur. Walaupun sedikit, tapi sangat diperlukan. Akibat
kekurangan yodium, bangsa kita dilaporkan telah kehilangan 140 juta angka IQ
(Intelligence Quotient point), yakni angka yang menunjukkan tingkat kecerdasan
seseorang. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia,
khususnya generasi penerus bangsa kita. Hubungan antara iodium dengan tingkat kecerdasan adalah sebagai berikut, pada hormon tiroid intake iodium yang cukup dibutuhkan bagi fungsi tiroid yang normal. Tanpa intake iodium yang cukup, hormon tidak dapat disintesis. Kerja hormon tiroid dinyatakan sebagai pengatur pertumbuhan dan perkembangan, efek kalorigenik, efek kardiovaskular, efek metabolik, dan penghambatan sekresi tirotropin (Thyroid stimulating hormone/TSH) oleh pituitari (kelenjar di bawah otak).

TERJADINYA PERANAN IODIUM DAN TINGKAT KECERDASAN
Yodium merupakan unsur hara sejenis mineral yang diperlukan oleh tubuh manusia. Biasanya yodium terdapat di alam, baik di tanah maupun di air. Yodium adalah zat gizi mikro esensial yang mengandung hormon tiroksin. Artinya, hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit oleh tubuh berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Meskipun demikian, apabila zat ini tidak terdapat dalam tubuh, banyak proses metabolisme yang akan terganggu. Kekurangan yodium bisa mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok dan kretin (terbelakang). Yodium diperlukan oleh calon ibu, karena calon ibu sangat membutuhkan yodium agar janin yang di kandungnya lahir sehat. Bukan sebatas itu saja, akibat kekurangan zat yodium, banyak anak-anak memiliki poin intelligence quotient (IQ)hanya 13,5 dibandingkan mereka yang mendapat yodium yang cukup. Hasil beberapa penelitian, anak-anak yang kekurangan yodium itu lebih bodoh dibandingkan anak yang berkecukupan mengkonsumsi yodium. Yodium semula diserap didalam sel folikel dari kelenjar gondok dalam bentuk garam iodida. Sel folikel mengubah iodida menjadi iodium. Satu diantara sejumlah proses metabolisme yang membutuhkan unsur yodium adalah pembentukan hormon tiroid. Hormon tiroid dibentuk oleh kelenjar tiroid atau kelenjar gondok yang terletak pada leher bagian depan, dekat jakun. Hormon ini berfungsi membantu proses perkembangan dan pematangan otak, yang berlangsung sejak janin masih berada didalam kandungan, hingga lahir dan tumbuh dewasa. Pada keadaan normal, janin mulai memproduksi hormon tiroid ketika kehamilan mencapai umur antara 10-12 minggu. Sekresi hormon tiroid diatur oleh tirotropin (Thyroid stimulating hormone/TSH). Apabila jumlah iodium yang tersedia tidak mencukupi, produksi tiroksin dan triodotironin menurun dan sekresi TSH oleh pituitari meningkat, kerja hormon tiroid yang berkaitan dengan penggunaan oksigen dan yang berkaitan dengan sintesis protein sebagai pengatur pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu. Dengan mengkonsumsi yodium dalam porsi yang cukup, gangguan tingkat kecerdasan dapat dihindari. Di dalam tubuh kita, sebenarnya kandungan yodium relatif sedikit, biasanya hanya 15-20 mg. Sementara itu, untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, tubuh kita membutuhkan sekitar 150 mg perhari (0,10-0,15 gram). Kalau kebutuhan ini tidak ditambah terus secara rutin melalui makanan, lama kelamaan yodium yang tersedia di dalam tubuh akan terus berkurang.

ANGKA-ANGKA PREVALENSI PERANAN IODIUM DAN TINGKAT KECERDASAN
Antara pemerintah, dan masyarakat, masih mempunyai kendala dan harus bersikap proaktif untuk mewujudkan Indonesia bebas dari GAKI di masa yang akan datang. Kendala-kendala yang dihadapi pemerintah adalah masih terbatasnya jangkauan sasaran pengawasan, pembinaan dan penyuluhan bagi masyarakat. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium ( GAKI ) masih menjadi masalah besar di beberapa negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Survei pemetaan GAKI tahun 1998 menunjukkan, sekitar 87 juta penduduk Indonesia saat ini hidup dan bermukim di daerah endemik kekurangan iodium. IQ mereka diperkirakan berkurang, disisi lain 20 juta penduduk Indonesia menderita penyakit gondok dan 290.000 orang menderita kretin. Hal ini menurunkan kualitas generasi muda dan menurunnya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Menurut hasil pemetaan Departemen Kesehatan, 9000 bayi lahir kretin setiap tahunnya, sementara 290. 000 orang menderita kretin. Angka penderita gondok mencapai 90 juta orang, dan sekitar 87 juta orang tinggal di daerah yang beresiko kekurangan yodium. Perhitungan menunjukkan sekitar 140 juta poin IQ orang Indonesia memiliki IQ hilang akibat kekurangan yodium.
DAMPAK KEKURANGN IODIUM PADA TINGKAT KECERDASAN
Iodium diperlukan khususnya untuk biosintesis hormon tiroid yang beriodium. Iodium dalam makanan diubah menjadi iodida dan hampir secara sempurna iodida yang dikonsumsi diserap dari sistem gastrointestinal. Yodium sangat erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan anak. Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan konsumsi yodium yang berada dalamtubuh, akan sangat buruk akibatnya bagi kecerdasan anak, karena bisa menurunkan 11-13 nilai IQ anak.. Di antara penyakit akibat kekurangan iodium adalah gondok dan kretinisme. Ada dua tipe terjadinya kretinisme, yaitu kretinisme neurology seperti kekerdilan yang digolongkan dengan mental, kelumpuhan dan buta tuli. Ada pula kretinisme hipotiroid Lokasi dan struktur tiroid (gondok) di mana kelenjar tiroid yang terletak di bawah larynx sebelah kanan dan kiri depan trakea mengekskresi tiroksin, triiodotironin dan beberapa hormon beriodium lain yang dihubungkan dengan pertumbuhan yang kerdil dan retardasi mental yang lambat. Selama masa pertumbuhan dan perkembangan, kebutuhan tubuh akan yodium memang harus selalu dipenuhi. Karena kalau tidak, hipotiroidisme akan terus ‘mengancam’. Baik bayi, anak, remaja, bahkan dewasa muda tetap mempunyai peluang terserang penyakit gondok, gangguan fungsi mental dan fisik, maupun kelainan pada system saraf. Semua penyakit dan berbagai kelainan lainnya yang disebabkan oleh defisiensi unsur kimia berlambang "I" ini , kini disebut dengan GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ). Selain akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, yang kita tahu selama ini, kekurangan yodium akan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok. Padahal, banyak gangguan lain yang juga bisa muncul. Misalnya saja, kekurangan yodium yang dialami janin akan mengakibatkan keguguran maupun bayi lahir meninggal, atau meninggal beberapa saat setelah dilahirkan. Bahkan, tidak sedikit bayi yang terganggu perkembangan sistem sarafnya sehingga mempengaruhi kemampuan psikomotoriknya.

CARA PENANGGULANGAN KEKURANGAN IODIUM PADA TINGKAT KECERDASAN
Akibat kekurangan yodium, bangsa kita dilaporkan telah kehilangan 140 juta angka IQ(Intelligence Quotient point), yakni angka yang menunjukkan tingkat kecerdasan
seseorang. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Di dalam tubuh kita, sebenarnyakandungan yodium relatif sedikit, biasanya hanya 15 hingga 20 miligram. Sementara itu, untuk proses pertumbuhan dan perkembangan , tubuh kita membutuhkan sekitar 150 mg per hari (0,10-0,15 gram). Kalau kebutuhan ini tidak ditambah terus secara rutin melalui makanan, lama kelamaan yodium yang tersedia di dalam tubuh akan terus berkurang. Iodium diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi memunyai peranan yang sangat penting. Iodium dapat ditemukan hampir di semua makanan, baik makanan yang berasal dari laut maupun dari penggunaan Garam beriodium.
Bahan Makanan yang cukup banyak mengandung Yodium adalah
1. Bahan makanan yang berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai 830 mg/kg.
Bandingkan dengan daging yang kandungan yodiumnya hanya 50 mg/kg, dan telur hanya 93 mg/kg. Selain ikan laut, cumi-cumi juga mengandung yodium cukup tinggi, yaitu sekitar 800 mg/kg. Yang paling tinggi kandungan yodiumnya adalah rumput laut (ganggang laut), khususnya yang berwarna coklat. Banyaknya yodium yang dibutuhkan tubuh kita per hari, minimal sekitar 100 mg.
Karena itu, kalau kita mengkonsumsi ikan laut basah sebanyak 100 g/hari, artinya
sudah mencukupi. Atau, kalau rumput laut coklat diolah menjadi hidangan yang
lezat, dengan 2-5 gr/hari/orang, kebutuhan yodium sekeluarga sudah dapat terpenuhi.
2. Sumber yodium lain yang mudah kita temui adalah garam. Yang
dimaksud di sini adalah garam beryodium dengan kadar yodium
antara 30-80 ppm (part per million). Kadar ini sesuai dengan Keppres RI no 69
th 1995 tentang kadar KIO (kalium yodat) di dalam garam dapur yang memenuhi
standar industri Indonesia.

PENUTUP
Perkembangan kesehatan dan kecerdasan anak sudah dimulai sejak dalam kandungan. Bila selama hamil pola makan ibu cukup baik dan seimbang, maka beragam jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh, termasuk yodium akan terpenuhi. Kualitas bayi memang sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi calon ibu selama hamil. Bila kekurangan satu unsur saja, misalnya yodium, maka proses tumbuh kembang janin menjadi terganggu. Hal inilah yang menjadi peyebab terhambatnya perkembangan bagian otak bayi sehingga akan mmempengaruhi tingkat kecerdasan anak pada akhirnya.
Guna mengatasi penurunan dan atau eliminasi gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), maka perlu dilakukannya penanganan secara terintegrasi, berkesinambungan, terprogram dan terpadu dari pemerintah dan semua unsur yang terkait dalam masalah ini, serta dibantu oleh perguruan tinggi yang merupakan suatu lembaga pendidikan tinggi yang sangat peduli terhadap permasalahan itu. Sehingga masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium yang bisa menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan, terutama sangat berpengaruh pada tingkat kecerdasan sumber daya manusia. Bisa dicegah melalui berbagai macam cara salah satunya melalui peningkatan konsumsi makanan yang banyak mengandung yodium.