Rabu, 16 September 2009

Juklak juknis bulan promkes 2009

BULAN PROMOSI KESEHATAN
Tema
Dengan Bulan Promosi Kesehatan Kita Optimalkan Upaya Pemberdayaan Masyarakat Untuk Lebih Meningkatkan Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan”.
Tujuan
Membangkitkan kesadaran masyarakat dalam mengoptimalkan Aksesibilitas pelayanan kesehatan
Tujuan Khusus
1.Penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai media
2. Meningkatkan demand masyarakat terhadap layanan kesehatan
3. Mengoptimalkan akses pelayanan kesehatan melalui pengembangan Taman Posyandu, IMD dan Asi Eksklusif serta pengembangan Wisata Sehat.
4. Penggerakan masyarakat melalui Jejaring Promosi Kesehatan ( FSDS,Kader posyandu ,FASS ,SBH ,FPMK, Anggota SBH, Kader Wisata Sehat dan Sektor Swasta )
5. Mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
6. Mengembangkan kemitraan bersama sektor swasta dalam upaya pembangunan kesehatan

Komponen yang harus disiapkan di stand
• VISUALISASI KEGIATAN PELAYANAN PUSKESMAS
• VISUALISASI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
• VISUALISASI KEGIATAN UNGGULAN
• LAIN-LAIN ? (DIDISKUSIKAN)
Bhakti social
• Pemeriksaan Golongan Darah
• Donor Darah
• Bhakti Sosial sektor swasta
• Bhakti Sosial Anggota SBH (Kebersihan Lingkungan)
• Bhakti sosial kelompok puskesmas (Penyuluhan, Konseling, pelayanan kesehatan, Dll)
• Bhakti Sosial dari sektor swasta
Demo dan hiburan
• Pementasan Siswa-siswi PAUD
• Pementasan Kader Posyandu
• Pementasan Anggota SBH (Masing2 Kelompok)
• Simulasi Model Taman Posyandu
• Cuci tangan pake sabun
• Demo dan Hiburan dari sektor swasta
Kemah SBH
• Persiapan / Pemasangan tenda
• Apel Gerakan Pramuka SBH
• Pembinaan / Materi
– Krida PHBS
– Krida Bina Lingkungan
– Krida Bina Keluarga Sehat
• Hiburan (Pemutaran Film)
• Api unggun
• Malam renungan
• Bhakti sosial (Kebersihan Lingkungan)
• Pelantikan Pengurus SBH tingkat kecamatan
• Penobatan ‘Anggota SBH sebagai Duta PHBS’
• Penutupan


PROFOSAL Pencairan dana bulan promkes
 Proposal pelaksanaan bulan promkes ditingkat puskesmas
a. Rencana anggaran biaya
b. Biaya pendampingan tingkat puskesmas
c. Ditandatangani oleh Kapus dan diketahui oleh camat
 Kwitansi Pencairan biaya (Contoh terlampir)

JUKLAK JUKNIS
LOMBA MENGARANG
Tujuan : Mengetahui sejauhmana pengetahuan anak sekolah masyarakat dalam bidang kesehatan
Peserta : Kriteria 1 : Siswa Sekolah
Kriteria 2 : Kader, FSDS, Santri, Umum (Non Petugas Kesehatan)
Tema :
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Lingkungan yang sehat
3. Kepuasan dalam pelayanan kesehatan
Ketentuan :
1. Menggunakan tulisan tangan maksimal 4 Faragraf dalam satu kertas ukuran HVS bergaris atau diketik manual/komputer
2. Judul karangan bebas sesuai dengan tema diatas
3. Karangan sendiri
4. Mencantumkan nama lengkap, Alamat, jenis kelamin, pendidikan diatas karangan (Sebelum Judul Karangan)
KRITERIA
 Penulisan karangan tidak melebihi batas maksimal penulisan karangan
 Menarik, menantang dan penuh motivasi
 Menggunakan kosakata yang baik, lugas dan tegas
 Tidak terlalu banyak menggunakan kiasan kata
 Terkesan seolah-olah dialami
 Keterkaitan masalah dan pemecahannya
 Memiliki pengetahuan yang baik dan paham akan istilah-istilah kesehatan
Lomba Baca Puisi/sajak
Tujuan : Mengetahui sejauhmana pengetahuan anak sekolah masyarakat dalam bidang kesehatan
Peserta : Kriteria 1 : Siswa Sekolah
Kriteria 2 : Kader, FSDS, Santri, Umum (Non Petugas Kesehatan)
Tema : 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Lingkungan yang sehat
3. Kepuasan dalam Pelayanan kesehatan
Ketentuan : 1. Durasi Puisi Maksimal 10 Menit
2. Judul puisi bebas sesuai dengan tema diatas
3. Karangan sendiri
4. Mengirimkan biodata lengkap
Ktiteria penilaian lomba puisi
 Durasi pembacaan puisi tidakmelebihi batas waktu yang telah ditentukan
 Menarik, menantang dan penuh motivasi
 Menggunakan kosakata yang baik, lugas dan tegas
 Keterkaitan komunikasi verbal dan non verbal
 Terkesan seolah-olah dialami
Hadiah
 Juara Lomba Mengarang
 Juara 1 (Siswa dan Umum) @ Rp. 1.000.000,-
 Juara 2 (Siswa dan Umum) @ Rp. 750.000,-
 Juara 3 (Siswa dan Umum) @ Rp. 500.000,-
 Juara Lomba Baca Puisi
 Juara 1 (Siswa dan Umum) @ Rp. 1.000.000,-
 Juara 2 (Siswa dan Umum) @ Rp. 750.000,-
 Juara 3 (Siswa dan Umum) @ Rp. 500.000,-
 Pajak ditanggung peserta 15%
Penilaian STAN terbaik
KRITERIA PENILAIAN
 VISUALISASI DATA, KEGIATAN DAN RENCANA AKSI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN PROMOSI KESEHATAN DI TIGKAT PUSKESMAS
 UNIK, MENARIK DAN KREATIF
 CENDERUNG DIMINATI PENGUNJUNG
Penilaian KemaH
KRITERIA PENILAIAN
 KEBERSIHAN TENDA
 UNIK, MENARIK DAN KREATIF
 PENGELOLAAN SAMPAH
 LETAK DAPUR
 ALAT KEBERSIHAN
Reward Bulan promkes terbaik
KRITERIA PENILAIAN
 BENTUK KEGIATAN
 BENTUK UPAYA PENGERAKAN MASYARAKAT YANG DILAKUKAN
 TEPAT SASARAN DAN PERAMASALAHAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT
 METODA DAN MEDIA YANG DIGUNAKAN
Hadiah
 REWARD STAND PAMERAN TERBAIK
 Juara 1 (Kelompok) Rp. 750.000,-
 Juara 2 (Kelompok) Rp. 500.000,-
 Juara 3 (kelompok) Rp. 250.000,-
 REWARD KEMAH SBH TERBAIK
 Juara 1 (Kemah Putra-Putri) @ Rp. 500.000,-
 Juara 2 (Kemah Putra-Putri) @ Rp. 250.000,-
 Juara 3 (Kemah Putra-Putri) @ Rp. 150.000,-
 REWARD PELAKSANAAN BULAN PROMKES
 Juara 1 (Kelompok) Rp. 1.000.000,-
 Juara 2 (Kelompok) Rp. 750.000,-
 Juara 3 (kelompok) Rp. 500.000,-
 Pajak ditanggung peserta 15%

Jumat, 04 September 2009

EPID 4

SURVEILANS
PENGUMPULAN DATA
Hal – hal yg perlu diperhatikan
Jenis Data
Rutin
Lap.vital statistik
Laporan pemeriksaan lab
Laporana penggunaan obat,serum,vaksin
Laporan kependudukan dan lingkungan
Khusus
Riset
Laporan penyelidikan KLB
Laporan penyelidikan vektor
Dll
HARAPAN
CIRI DATA YANG BAIK
PENGOLAHAN DATA
TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN DATA
TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN DATA
Contoh Kegiatan Validasi data
Bandingkan hasil kompilasi data dengan
pengelola lainnya / bulan lalu.
Check konsistensi datanya
Check ulang penghitungannya menurut
variabel waktu, tempat, orang.
Check kelengkapan datanya
Lakukan koreksi langsung
TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN DATA
TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN DATA
Bentuk Pengolahan data

EPIDEMIOLOGI 3

PENGAMATAN PENYAKIT (SURVEILANS)

Difinisi :
kegiatan analisis secara sistimatik dan terus menerus terhadap masalah - masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah -masalah kesehatan tersebut.
Kegiatan utama :
Pengumpulan data yang relevan pada suatu populasi dan wilayah geografi tertentu.
Pengolahan data sehingga menjadi suatu susunan data yang berarti.
Analisi data dan interpretasinya secara teratur
Penyebar luasan kepada mereka yang menangani program.
Tujuan :
Tujuan Umum :
Memberikan dukungan informasi epidemiologi kepada program atau sebagai bahan bagi pimpinan dalam mengambil keputusan.
Tujuan Khusus.
Memantau kecenderungan penyakit
Deteksi dan prediksi terjadinya KLB
Memantau kemajuan suatu program pemberantasan
Menyediakan informasi untuk perencanaan pembangunan dan pelayanan kesehatan.
Pembuatan policy dan kebijasanaan pemberantasan penyakit.
Pengumpulan data surveilans
Sistem pelaporan penyakit di Indonesia mengacu kepada :
UU wabah no 4 tahun 1984.
Kepmenkes No 1116 tahun 2003
(tentang surveilans epidemiologi kesehatan)
Kepmenkes No 1479 tahun 2003
(tentang surveilans epidemiologi penyakit menular)
Suber data surveilans
Terdapat 10 sumber utama atau jenis data yang relevan untuk surveilans penyakit yaitu :
Laporan kesakitan
Laporan kematian
Laporan wabah
Laporan laboratorium
Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan
Laporan penyelidikan wabah
Survey khusus misal, survei penyakit hepatitis, polio dan campak
Informasi tentang hewan sumber penular dan vektor
Data demografi
Data lingkungan
Kelengkapan, ketepatan dan validitas laporan
Persyaratan data surveilans yang baik adalah kelengkapan laporan yang diterima, kontinuitas laporan serta ketepatan waktu pengiriman oleh sumber data. Karena kelengkapan, ketepatan dan validitas laporan merupakan salah satu indikator penting dalam memelihara mutu data surveilans epidemiologi, dan sangat berpengaruh dalam melakukan interpretasi data tersebut secara akurat.
Kelengkapan:
Kelengkapan laporan yaitu presentasi laporan yang seharusnya diterima atau dikirim dibanding dengan kenyataan laporan yang diterima dalam waktu tertentu.
Contoh :
jumlah laporan mingguan yang diterima selama tahun 2003 dari 10 Puskesmas seharusnya 520 laporan mingguan, ternyata hanya diterima 400 laporan, maka kelengkapan laporan adalah :
400/520 x 100% = 76,9%
Ketepatan waktu :
Ketepatan waktu laporan, berarti waktu laporan yang diterima sesuai dengan waktu laporan yang disepakati atau ditetapkan bersama :
Contoh : laporan mingguan yang harus diterima
setiap hari selasa atau laporan bulanan
yang harus keterima setiap tanggal 5
pada bulan berikutnya.

Validasi Laporan
Validasi data artinya data yang dimuat didalam laporan tersebut data yang dapat dipertanggung jawaban kebenaran pengisianya oleh petugas pada sumber data terutama puskesmas dan rumahsakit.
Pengolahan data surveilans
Pengetahuan yang mendalam tentang pola suatu kejadian penyakit dalam suatu wilayah pelayanan kesehatan diperlukan untuk mengetahui perubahan resiko terkena penyakit dalam jangka panjang. Pengetahuan ini hanya dapat diperoleh melalui proses analisis data surveilans yang ada secara terus – menerus dan sistematik.
Informasi data diperoleh melalui pengolahan data, dan selanjutnya disajikan dalam tabel – tabel, grafik, “charts” dan mapping, yang menjelaskan kejadian tiap penyakit dihubungkan dengan waktu, tempat, Orang.

EPIDEMIOLOGI 2

Epidemiologi analitik
• Dalam bidang epidemiologi, kita sering dihadapkan pada kenyataan bahwa sebagian orang yang menderita karsinoma paru – paru adalah perokok, sedangkan sebagian lagi tidak merokok.
• Demikian pula dengan Pil KB, sebagian ibu – ibu PUS mederita tromboflebitis, sedangkan sebagian penderita tromboflebitis tidak menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi.
• Dari kenyataan tersebut, timbul pertanyaan apakah rokok merupakan faktor resiko timbulnya Ca.Paru dan Pil KB merupakan Faktor resiko timbulnya tromboflebitis.
• Pertanyaan tersebut dapat dijawab melalui epidemiologi analitik, baik dengan pendekatan prospektif maupun retrospektif.
• Dalam hal ini karena timbulnya Ca.Paru atau tromboflebitis sangat lama, studi dengan pendekatan ini kurang efektif jika ditinjau dari sudut waktu, tenaga,dan biaya, jadi penelitian ini lebih praktis adalah retrospektif (Kasus – Kontrol).
Studi ini sering disebut juga studi kasus – kontrol, ekspos faktor dan untuk memudahkan agar tidak terjadi kesalahan maka disarankan untuk menggunakan istilah trohok yaitu cohort yang dibaca dari belakang sesuai dengan proses perjalanan penyakit yang diikuti, sedangkan pada penelitian kohort proses diikuiti kedepan artinya dari faktor resiko mencari insiden, sedangkan studi retrospektif mengikuti proses ke belakang dari penderita pada keadaan awal untuk mencari faktor resiko.
Skematis studi retrospektif
(kasus – kontrol)
Pengukuran Odd Rasio (OR).
Pengukuran Risiko relatif pada penelitian retrospektif tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi berupa perkiraan karena pada penelitian ini retrospektif tidak mengukur insidensi, tetapi yang diukur adalah besarnya pemaparan.
Odds Pemaparan a/c b/d
Odds Rasio (a/b) / (c/d)
Contoh :
Suatu studi (penelitian) tentang hubungan Ca Paru dengan perokokyang dilakukan secara retrospektif dengan mengambil 100 orang penderita Ca Paru sebagai kasus dan 100 orang dengan penyakit yg tidak ada hubungan dengan Ca paru sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok disamakan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan sosial ekonomi.
Hasil yang diperoleh adalah pada kelompok kasus terdapat 90 orang yang merokok, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 40 orang yang merokok. Berapa Odds rasionya.
• Penelitian Prosfektif (Studi Kohort)
Studi kohort ini mengikuti paradigma darisebab ke akibat, secara garis besar proses perjalanan studi ini adalah :
• Pada awal studi, kelompok terpapar maupun kelompok tdk terpapar belum menampakan gejala penyakit yang diteliti.
• Kedua kelompok diikuti kedepan berdasarkan sekuensi waktu (prospektif).
• Dilakukan pengamatan untuk mencari insidensi penyakit (efek) pada kelompok.
• Insidensi penyakit pada kelompok dibandingkan menggunakan perhitungan statistik untuk menguji hipotesa tentang hubungan sebab – akibat antara yang terpapar dengan insidens penyakit
.
Langkahnya.
• Tentukan tujuan penelitian. Tujuan hipotesis harus dinyatakan dengan jelas karena dengan tujuan yang jelas akan memudahkan kegiatan selanjutnya.
• Rancangan studi, dalam hal ini harus ditentukan apakah satu kohort atau dua kohort dan apakah menggunakan historical control .
• Tentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar
• Diagnosis insidensi penyakit yang dicari. Dalam hal ini perlu dijelaskan tentang alat pemeriksaan dan kriteria positif yang digunakan.
• Tentukan lamanya pengamatan dan frekwensi pengamatan.
• Hitung perkiraan sampel.
• Tentaukan rancangan analisis.
• Rancangan analisis kohort
Contoh:
Studi untuk menetukan adanya hubungan antara peminum alkohol dengan terjadinya hemoragi stroke.
Dalam studi ini dikumpulkan sebanyak 4.952 orang peminum alkohol dan 2.916 orang bukan peminum alkohol. Dilakukan pengamatan pada kedua kelompok selama 12 tahun dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Dari 4.952 peminum ditemukan 197 orang menderita stroke dan dari 2.916 bukan peminum ditemukan terdapat 93 orang menderita stroke. Berapa resiko astributnya.

EPIDEMIOLOGI 1

Epidemiologi
Deskriptif
Secara umum, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua katagori, yaitu :
1. Studi yang ditujukan untuk menetukan jumlah atau frekwensi dan distribusi penyakit disuatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu yang disebut Epidemiologi Deskriptif
2. Studi yang ditujukan untuk mencari faktor – faktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari penyebab terjadinya variasi yaitu tinggi atau rendahnya frekwensi penyakit pada berbagai kelompok individu, studi epidemiologi ini dikenal sebagai epidemiologi analitik
• Dalam upaya mencari frekwensi distribusi penyakit berdasarkan epidemiologi deskriptif timbul berbagai pertanyaan berikut.

1. Siapa yang terkena.
2. Bilamana hal tersebut terjadi.
3. Bagaimana terjadinya.
4. Dimana kejadian tersebut.
5. Berapa orang yang terkena.
6. Bagaimana penyebaranya.
7. Bagaimana ciri ciri orang yang terkena
1. Variabel Orang.
Untuk menentukan variabel mana yang dapat digunakan sebagai indikator, hendaknya disesuaikan dengan kembutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada, secara umum variabel penting yang akan dibahas adalah umur, jenis kelamin, suku bangsa / ras, Sosial ekonomi, Budaya / agama, dan pekerjaan.

A. Umur.
Variabel umur merupakan hal yang penting karena semua rate morbiditas dan rate mortalitas yang dilaporkan hampir selalu berkaitan dengan umur.

B. Jenis kelamin.
Secara umum, setiap penyakit dapat meyerang manusia baik laki laki maupun perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan frekwensi antara laki laki dan perempuan.

C. Suku bangsa / ras.
Walaupun klasifikasi penyakit berdasarkan suku bangsa sulit dilakukan baik secara praktis maupun konseptual, tetapi karena terdapat perbedaan yang besar dalam frekwensi dan beratnya penyakit diantara suku bangsa / ras maka dibuat klasifikasi walaupun terjadi kontroversi.
D. Sosial ekonomi.
Keadan sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi frekwensi distribusi penyakit tertentu, misalnya TBC, Infeksi akut gastrointestinal, ispa, malnutrisi, dan penyakit parasit yang banyak terdapat pada penduduk golongan ekonomi rendah. Penyakit jantung koroner, hipertensi, kadar kolesterol tinggi yang banyak pada penduduk golongan sosial ekonomi tinggi.

E. Budaya / Agama.
Dalam beberapa hal terdapat hubungan kebudayaan masyarakat atau agama dengan frekwensi penyakit tertentu. Misalnya.
- Balinitis, karsinimo penis banyak terdapat pada yang tidak melakukan
sirkumsisi disertai dengan higiene perorangan yang jelek.
- Trisinensis jarang terdapat pada orang yang tidak memakan daging babi.

F. Pekerjaan
Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekwensi dan distribusi penyakit, hal ini di sebabkan sebagian hidupnya dihabiskan ditempat pekerjaan dengan berbagai suasana dan lingkungan yang berbeda, misalnya pekerjaan yang berhubungan dengan bahan fisika, panas bising dan kimia, seperti karyawan pabrik asbes banyak menderita Ca.paru.
2. Variabel Waktu.
Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan ketika melakukan analisis studi epidemiologi karen pencatatan dan pelaporan insiden dan prevalensi penyakit selalu didasarkan pada waktu, apakah mingguan, bulanan dan tahunan.
Laporan penyakit atau data penyakit menjadi sangat penting artinya dalam epidemiologi karena didasarkan pada kejadian yang nyata dan bukan berdasarkan perkiraan atau estimasi.

Fluktulasi Insidensi penyakit yang diketahui terdiri dari :
A. Kecenderungan serkuler ( seculer trend ).
Kecenderungan serkuler adalah terjadinya perubahan penyakit atau kejadian luar biasa dalam waktu yang lama. lamanya waktu dapat bertahun tahun sampai beberapa dasawarsa. Misalnya terjadi pergeseran penyakit menular ke penyakit yang tidak menular terjadi dinegara maju pada beberapa dasawarsa terakhir.
B. Variasi Siklik.
Adalah terulangnya kejadian penyakit setelah beberapa tahun, tergantung dari jenis penyakitnya, misalnya endemis campak baisanya terulang setelah dua – tiga tahun kemudian. Variasi siklik bisanya terjadi pada penyakit menular karena penyakit non infeksi tidak mempunyai variasi siklik.

C. Variasi Musim
Variasi musim adalah terulangnya perubahan frekwensi insiden dan prevalensi penyakit yang terjadi dalam satu tahun, dalam menganalisis epidemiologi variasi musim merupakan salah satu yang penting karena siklus penyakit terjadi sesuai dengan perubahan musim dan berualang setiap tahun.

D. Variasi Random.
Variasi random dapat diartikan sebagai terjadinya epidemi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya, misalnya epidemi yang terjadi karena adanya bencana alam sperti banjir dan gempa bumi.

3. Variabel Tempat.
Variabel tempat merupakan salah satu variabel penting dalam epidemiologi deskriptif karena pengetahuan tentang tempat atau lokasi kejadian luar biasa atau lokasi penyakit penyakit endemis sangat dibutuhkan ketika melakukan penelitian dan mengetahui sebaran berbagai penyakit disuatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan :
Geografis, yang ditentukan berdasarkan alamiah, adminitrastif atau fisik, institusi dan instasi. Dengan batas alamiah dapat dibedakan negara / daerah yang beriklim tropis, sub tropis dan daerah / negara dengan empat musim. Karena dengan adanya perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan pola penyakit baik distribusi, prekwensi maupun jenis penyakit.
• Ukuran Epidemiologi Penyakit
• Untuk mengidentifikasi resiko penyakit atau kematian diantara anggota Populasi, tidak cukup hanya menggunakan angka absolut (jumlah kasus dan jumlah kematian) tetapi harus menggunkan rate. Kejadian kesakitan biasanya di ukur dengan Inciden rate dan attack rate, apabila tidak menggunakan rate biasanya digunakan distribusi proposi dan ratio.
• Difinisi dan rumus
• Rate adalah jumlah kasus atau kejadian penyakit dalam populasi beresiko, populasi beresiko adalah populasi yang memiliki resiko di antara yang mengalami kejadian penyakit
• dalam rumus rate diatas (X) adalah jumlah kasus suatu penyakit atau kematian yang muncul pada populasi yang beresiko (Y).
• (K) adalah suatu konstanta yang ditetapkan agar hasil perhitungan rate terkecil paling kurang mempunyai satu decimal ( 4,2/100 – bukan 0,42/1000. dan seterusnya)
• Incidence Rate
• Adalah jumlah kasus baru pada suatu populasi berisiko selama waktu tertentu.
• Rumus yang digunakan X / Y x K
X = Jumlah kasus baru didalam populasi
yang beresiko karena sebab tertentu
selama periode waktu.
Y = Populasi ya ng beresiko selama jangka
waktu yang sama dengan munculnya kasus.
(Biasanya diambil dari pertengahan waktu pengamatan).
K = Kontanta untuk rate yang biasanya ditetapkan, sebesar
100, 1000, 10.000, atau 100.000,-
• Prevalence Rate
• Jumlah kasus baru dan kasus lama selama periode waktu dibagi dengan populasi yang beresiko selama waktu yang sama.
• Kasus lama adalah orang yang jatuh sakit sebelum periode waktu tersebut dan masih sakit dalam bagian dari periode waktu tersebut.
• Attck rate
• Adalah suatu incidence rate yang digunakan dalam periode waktu terbatas, misalnya periode KLB.
Mortality Rate
• Adalah besar resiko kematian pada kelompok populasi selama periode waktu tertentu.
- Kematian karena apapun sebabnya (crude mortality rate)
- Kematian karena sebab tertentu ( Specified Mortality Rate)
• Rasio

Adalah jumlah suatu kejadian dibanding dengan kejadian lain


X / Y x K

X = Jumlah Kejadian dengan karateristik
tertentu.
Y = Jumlah kejadian dengan karateristik yang
lain
K = 1
• Proposi
• Adalah prosentase ( Proporsi ) jumlah sebagian kejadian diantara jumlah keseluruhan kejadian.
• X / Y x 100%
X = Jumlah sebagian kejadian dari seluruh
kejadian.
Y = Jumlah seluruh kejadian