Jumat, 04 September 2009

EPIDEMIOLOGI 2

Epidemiologi analitik
• Dalam bidang epidemiologi, kita sering dihadapkan pada kenyataan bahwa sebagian orang yang menderita karsinoma paru – paru adalah perokok, sedangkan sebagian lagi tidak merokok.
• Demikian pula dengan Pil KB, sebagian ibu – ibu PUS mederita tromboflebitis, sedangkan sebagian penderita tromboflebitis tidak menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi.
• Dari kenyataan tersebut, timbul pertanyaan apakah rokok merupakan faktor resiko timbulnya Ca.Paru dan Pil KB merupakan Faktor resiko timbulnya tromboflebitis.
• Pertanyaan tersebut dapat dijawab melalui epidemiologi analitik, baik dengan pendekatan prospektif maupun retrospektif.
• Dalam hal ini karena timbulnya Ca.Paru atau tromboflebitis sangat lama, studi dengan pendekatan ini kurang efektif jika ditinjau dari sudut waktu, tenaga,dan biaya, jadi penelitian ini lebih praktis adalah retrospektif (Kasus – Kontrol).
Studi ini sering disebut juga studi kasus – kontrol, ekspos faktor dan untuk memudahkan agar tidak terjadi kesalahan maka disarankan untuk menggunakan istilah trohok yaitu cohort yang dibaca dari belakang sesuai dengan proses perjalanan penyakit yang diikuti, sedangkan pada penelitian kohort proses diikuiti kedepan artinya dari faktor resiko mencari insiden, sedangkan studi retrospektif mengikuti proses ke belakang dari penderita pada keadaan awal untuk mencari faktor resiko.
Skematis studi retrospektif
(kasus – kontrol)
Pengukuran Odd Rasio (OR).
Pengukuran Risiko relatif pada penelitian retrospektif tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi berupa perkiraan karena pada penelitian ini retrospektif tidak mengukur insidensi, tetapi yang diukur adalah besarnya pemaparan.
Odds Pemaparan a/c b/d
Odds Rasio (a/b) / (c/d)
Contoh :
Suatu studi (penelitian) tentang hubungan Ca Paru dengan perokokyang dilakukan secara retrospektif dengan mengambil 100 orang penderita Ca Paru sebagai kasus dan 100 orang dengan penyakit yg tidak ada hubungan dengan Ca paru sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok disamakan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan sosial ekonomi.
Hasil yang diperoleh adalah pada kelompok kasus terdapat 90 orang yang merokok, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 40 orang yang merokok. Berapa Odds rasionya.
• Penelitian Prosfektif (Studi Kohort)
Studi kohort ini mengikuti paradigma darisebab ke akibat, secara garis besar proses perjalanan studi ini adalah :
• Pada awal studi, kelompok terpapar maupun kelompok tdk terpapar belum menampakan gejala penyakit yang diteliti.
• Kedua kelompok diikuti kedepan berdasarkan sekuensi waktu (prospektif).
• Dilakukan pengamatan untuk mencari insidensi penyakit (efek) pada kelompok.
• Insidensi penyakit pada kelompok dibandingkan menggunakan perhitungan statistik untuk menguji hipotesa tentang hubungan sebab – akibat antara yang terpapar dengan insidens penyakit
.
Langkahnya.
• Tentukan tujuan penelitian. Tujuan hipotesis harus dinyatakan dengan jelas karena dengan tujuan yang jelas akan memudahkan kegiatan selanjutnya.
• Rancangan studi, dalam hal ini harus ditentukan apakah satu kohort atau dua kohort dan apakah menggunakan historical control .
• Tentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar
• Diagnosis insidensi penyakit yang dicari. Dalam hal ini perlu dijelaskan tentang alat pemeriksaan dan kriteria positif yang digunakan.
• Tentukan lamanya pengamatan dan frekwensi pengamatan.
• Hitung perkiraan sampel.
• Tentaukan rancangan analisis.
• Rancangan analisis kohort
Contoh:
Studi untuk menetukan adanya hubungan antara peminum alkohol dengan terjadinya hemoragi stroke.
Dalam studi ini dikumpulkan sebanyak 4.952 orang peminum alkohol dan 2.916 orang bukan peminum alkohol. Dilakukan pengamatan pada kedua kelompok selama 12 tahun dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Dari 4.952 peminum ditemukan 197 orang menderita stroke dan dari 2.916 bukan peminum ditemukan terdapat 93 orang menderita stroke. Berapa resiko astributnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar